Sambungkan gagasan digitalisasi, kemudian informasi kebutuhan komoditas, perhatian UKM dan sebagainya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) diminta lebih mengembangkan aplikasi digital yang dapat mengakomodasi pelaku UKM guna mengembangkan ekspor produk mereka sehingga dapat menembus pasar global.
"Sambungkan gagasan digitalisasi, kemudian informasi kebutuhan komoditas, perhatian UKM dan sebagainya, apa yang menjadi keinginan kita bersama akan bisa segera terwujud," kata Anggota Komisi VI DPR RI Sonny T Danaparamita dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Sonny mendorong Kemendag mengembangkan aplikasi dagang yang dapat mengakomodir pelaku usaha mendapatkan informasi tentang kebutuhan pasar internasional.
Baca juga: Kemenkop dan Tokopedia perkuat UMKM tembus pasar global
Menurut politikus PDI Perjuangan itu, hal tersebut merupakan perwujudan salah satu langkah strategis Mendag yaitu memperkuat dan mengamankan pasar dalam negeri.
Sonny mengatakan bahwa dalam konteks melakukan pengamanan pasar ekspor, utamanya Indonesia harus meningkatkan diversifikasi produk ekspor.
Namun, lanjutnya, pelaku usaha di lapangan kerap tidak tahu-menahu mengenai apa yang menjadi kebutuhan pasar internasional, sehingga harus dibentuk wadah informasi mengenai hal tersebut melalui sistem aplikasi.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Indonesia dapat segera mengembangkan digital capability center dalam memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menghadapi era Industri 4.0.
"Revolusi industri keempat yang terkait dengan IOT (internet of things) pemerintah diharapkan segera membuat digital capability center," kata Airlangga dalam Rapat Kerja BPPT 2020 "Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM" di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (24/2).
Baca juga: Pemerintah terus dorong UKM bisa tembus pasar global
Dalam hal itu, Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan digital capability center di sektor pengemasan makanan dan minuman dan multi industri sehingga industri-industri menengah bisa melihat kegunaan dari pemanfaatan dari Industri 4.0.
Di kawasan Asia Tenggara, saat ini hanya Singapura yang memiliki digital capability center. "Di negara ASEAN yang sudah punya digital capability center adalah Singapura, dan diharapkan yang kedua bisa Indonesia dan ini setara dengan digital capability center yang dimiliki oleh Amerika Serikat," tuturnya.
Sebelumnya, Google Indonesia memprediksi bahwa perekonomian digital di Indonesia akan mencapai sekitar Rp1,7 kuadriliun pada 2025, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan Rp548,2 triliun yang tercatat pada 2020.
"Saat ini juga ekonomi digital Indonesia sudah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf pada acara Peluncuran Grow with Google di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (18/2).
Randy Jusuf mengatakan bahwa selain perusahaan rintisan (startup), ribuan bisnis tradisional di Indonesia juga telah masuk ke dunia daring.
Ekonomi digital, katanya, bukan hanya untuk para ahli teknologi saja, tetapi juga untuk bidang-bidang lain seperti pertanian, manufaktur, ritel dan lain-lain. "Tentu saja semua ini memerlukan keterampilan digital yang sangat memadai," katanya.
Menurut laporan baru perusahaan konsultan strategi AlphaBeta, tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital berpotensi menyumbang lebih dari Rp4 triliun untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2030.
Baca juga: Produk kerajinan Indonesia berupaya tembus pasar global di Frankfurt
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020