Beijing, (ANTARA News) - Tokoh agama dan para ilmuwan kenamaan bersatu untuk menyerukan diakhirinya perdebatan mengenai warisan Charles Darwin, demikian laporan media Senin.

Seperti dikutip Xinhua, Tahun ini adalah peringatan ke-200 kelahiran Darwin, dan ulang tahun ke-150 teori evolusinya. Namun, pergolakan antara pendukung teori Darwin dan pendukung konsep penciptaan jauh dari selesai, dan berlangsung secara penuh.

Tokoh agama dan ilmuwan memperingatkan sebelum acara peringatan bahwa kaum atheis militan akan menggunakan teori evolusi sebagai senjata guna menyerang agama, sehingga, membuat banyak orang berpaling dari agama.

Sementara itu, di dalam satu surat yang disiarkan The Daily Telegraph, mereka juga mendesak orang yang percaya pada penciptaan untuk mengakui setumpuk bukti yang kini ada guna mendukung teori Darwin mengenai bagaimana Bumi berkembang.

Mereka menulis, "Evolusi, kami percaya, telah terperangkap dalam baku-hantam pergolakan agama, yang justru tak terlalu diperhatikan oleh Darwin sendiri."

"Kami dengan hormat mendorong mereka yang menolak evolusi guna mempertimbangkan bukti yang sekarang berlimpah, yang makin diperkuat oleh kemajuan baru-baru ini di bidang genetika, yang menguji keabsahan teori tersebut."

"Pada saat yang sama, kami dengan hormat meminta mereka yang saat ini menjadi pengikut Darwin yang tampaknya ingin menggunakan teori Darwin sebagai kendaraan guna mendorong agen anti-theistik agar menahan diri dari tindakan
semacam itu sehingga mereka, sekalipun secara tidak sengaja, menjauhkan orang dari teori itu."

"Tahun ini, kita mesti merayakan prestasi besar Darwin di bidang biologi dan bukan berperang mengenai warisannya sebagai sejenis konsep anti-teologi," kata mereka.

"On the Origin of Species" adalah studi paling penting Darwin yang disiarkan dalam teori evolusi. Konsepnya mengenai seleksi alam terus menuai perdebatan, yang kebanyakan berpusat pada masalah apakah hidup adalah, atau tidak, hasil dari keberuntungan dan proses alamiah atau keinginan Tuhan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009