Jakarta (ANTARA News) - Ekspor sepatu nasional diperkirakan menembus angka 1,85 miliar dolar AS sepanjang tahun 2008 atau naik sekitar 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 1,64 miliar dolar AS.

"Berdasarkan data BPS, sampai November 2008 ekspor sepatu nasional mencapai sekitar 1,7 miliar dolar AS, itu sudah ada kenaikan 14 persen (dibandingkan periode yang sama tahun lalu) dari target kami pada 2008 sekitar 1,75 miliar dolar AS sampai 1,8 miliar dolar AS," ujar Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Eddy Widjarnako, di Jakarta, Selasa.

Ia optimistis ekspor sepatu nasional pada 2008 menembus angka di atas 1,8 miliar dolar AS, mengingat setiap Desember permintaan sepatu meningkat. Ia berasumsi dengan ekspor sepatu nasional pada Desember 2008 saja mencapai 100 juta dolar AS, maka total ekspor sepatu akan mencapai 1,8 miliar dolar AS pada akhir 2008.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada Desember 2005 misalnya total ekspor sepatu mencapai 143 juta dolar AS, pada Desember 2006 sekitar 141 juta dolar AS, dan pada 2007 sebesar 150 juta dolar AS.

"Jadi kalau ekspor sepatu Desember 2008 mencapai 100 juta dolar saja, maka ekspor sepatu nasional pada 2008 mencapai 1,8 miliar dolar AS. Saya perkirakan bisa menembus 1,85 miliar dolar AS," kata Eddy. Jumlah tersebut, naik dibandingkan pencapaian ekspor sepatu pada 2007 yang mencapai 1,64 miliar dolar AS.

Pada 2009 Eddy optimistis ekspor sepatu nasional masih bagus dibandingkan ekspor komoditas manufaktur unggulan lainnya seperti tekstil khususnya pakaian jadi (garmen) dan elektronik, karena sejumlah industri sepatu nasional sudah mendapat pesanan dari pembeli asing sampai bulan Maret 2009.

"Kami telah mendapatkan order sampai bulan tiga (Maret 2009), biasanya kalau sudah sampai bulan tiga, kami lolos (dapat permintaan) sampai Juli, karena bulan empat, lima, dan enam, adalah masa peak season. Jadi setidaknya ekspor pada 2009 stagnan atau sama dengan 2008," katanya.

Kondisi itu, diakuinya, membuat kalangan industri sepatu nasional lebih percaya diri menghadapi krisis keuangan global pada tahun 2009 yang menyebabkan sejumlah ekspor non migas nasional turun.

Diakuinya, sejauh ini ekspor sepatu nasional masih didominasi oleh sepatu olahraga dibandingkan dengan sepatu kulit (kasual). Saat ini jumlah industri sepatu nasional yang masih bertahan mencapai sekitar 300 perusahaan dari sebelum krisis sebanyak 600 perusahaan.

"Industri yang masih bertahan sampai saat ini itu memiliki daya tempur dan mampu bersaing dengan produsen sepatu dari China maupun Vietnam," ujarnya.

Namun Eddy juga mengakui di samping 300 perusahaan sepatu berskala besar itu, ada juga industri sepatu skala kecil dan menengah yang harus dilindungi dan ditingkatkan kemampuannya baik dari segi mutu dan desain agar bisa bersaing di pasar domestik maupun global.

"Industri sepatu skala kecil dan menengah itulah yang harus dilindungi dari serbuan sepatu dumping dari China. Kalau kami tidak takut bersaing dengan produk dari China," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009