Jakarta (ANTARA News) - Politisi yang juga Caleg PKS, Rama Pratama, menyatakan penentuan Caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak telah membuat peta kompetisi pada Pemilu 2009 kian sulit diprediksi.
"Peluang terpilih antara Caleg-Caleg muda dengan seniornya sekarang juga menjadi fifty-fifty sehingga sekarang ini kecenderungannya adalah SDM atau selamatkan diri masing-masing," ujar Rama saat berbicara dalam satu diskusi di ruang wartawan DPR di Jakarta, Selasa.
Kondisi itu, kata Rama, telah memunculkan persaingan antar Caleg dari partai yang sama, terlebih mereka berada pada daerah pemilihan yang sama.
"Mungkin untuk sesama Caleg dari Dapil yang berlainan dan partai berbeda kita masih bisa senyum-senyum. Tapi kalau Dapilnya sama dan partainya juga sama, sekarang sudah mulai demam," ujarnya berseloroh.
Faktor yang menyebabkan sulitnya prediksi hasil Pemilu, menurut Rama, juga karena faktor karakter konstituen sekarang yang sulit ditebak arahnya.
Menurut Rama, implikasi langsung dari putusan Mahkamah Konstitusi yang telah memutuskan penetapan Caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak adalah membengkaknya anggaran untuk sosialisasi diri Caleg terhadap konstituen.
"Sekarang jelas budget membengkak karena anda harus membiayai diri anda sendiri disamping juga harus berkontribusi pada Parpol masing-masing," ujarnya.
Direktur eksekutif Indo Barometer M Qodari sependapat dengan Rama bahwa peluang terpilihnya Caleg itu punya korelasi kuat dengan popularitas. Sementara membangun popularitas membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Selain dukungan finansial untuk sosialisasi, Qodari berpendapat, kerja-kerja politik yang kongkrit dan langsung di masyarakat calon konstituen juga harus dilakukan seintensif mungkin.
"Jadi kombinasi antara modal sosial dengan finansial itulah yang akan menentukan seseorang Caleg berpeluang terpilih atau tidak," ujarnya.
Menurut Qodari, seorang caleg itu idealnya memenuhi tiga kriteria yakni memiliki kompetensi, integritas dan popularitas.
"Caleg yang populer, punya kompetensi tetapi tidak berintegritas, itu akan berbahaya ketika mereka terpilih," katanya.
Sementara itu caleg PDIP dari Dapil Jabar VI Sjukur Nababan yang juga menjadi pembicara dalam acara itu menyatakan bahwa definisi Caleg muda pada hakikatnye tidak bisa diukur dari sisi usia saja, tetapi lebih pada semangat dan intergitasnya.
"Banyak Caleg usia muda tetapi ternyata mereka tidak punya semangat dan sebaliknya Caleg dengan usia tua tapi tetap punya semangat juang yang prima," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009