Kami memiliki krisis di depan kami. Epidemi sedang terjadi

Jenewa/Beijing (ANTARA) - Harapan bahwa virus corona dapat dikendalikan di China lenyap seiring infeksi yang menyebar cepat di seluruh dunia, kini negara-negara mulai menimbun peralatan medis dan para investor mewaspadai perkiraan resesi global.

Harga saham masih berada di jalurnya pada pekan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008, saat dampak virus terhadap perjalanan internasional dan rantai pasokan memicu kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat dan wilayah yang menggunakan mata uang Euro.

Pasar saham AS jatuh ke wilayah koreksi dengan indeks acuan S&P 500 turun lebih dari 4 persen pada Kamis (27/2), memperpanjang penurunan pasar yang sekarang telah memotong lebih dari 10 persen dari puncak penutupan pada 19 Februari.

"Pasar memilih dan mengatakan mereka pikir AS sedang menuju resesi," kata Chris Rupkey, kepala ekonom di MUFG, New York.

"Dan terus terang pada tahap ini setelah perlambatan terkait perjalanan akibat virus corona yang telah merusak rantai pasokan global, akan menjadi keajaiban jika kita bisa menghindari resesi," ia melanjutkan.

China daratan, tempat virus itu berasal akhir tahun lalu, melaporkan 327 kasus baru pada Jumat, terendah sejak 23 Januari.

Tetapi dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang melebihi yang ada di China, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahkan negara-negara kaya harus bersiap.

"Tidak ada negara yang beranggapan tidak akan mendapatkan kasus, itu akan menjadi kesalahan fatal, secara harfiah," kata Tedros, merujuk ke Italia, di mana 17 orang tewas dalam wabah terburuk di Eropa.

Penghitungan Reuters menunjukkan hampir 10 negara melaporkan kasus virus pertama mereka dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Pengamanan Beijing diperketat pascapelarian pasien corona dari Wuhan

Menimbun Peralatan Medis

Selain menyimpan persediaan medis, pemerintah memerintahkan sekolah tutup dan membatalkan pertemuan besar, termasuk acara olahraga, untuk mencoba menghentikan penyebaran penyakit mirip flu yang dikenal sebagai COVID-19.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan memohon kewenangan khusus untuk secara cepat memperluas produksi alat pelindung AS, dua pejabat mengatakan kepada Reuters.

Di Eropa, jumlah kasus yang dilaporkan Prancis berlipat dua, Jerman memperingatkan tentang epidemi yang akan datang dan Yunani, pintu gerbang bagi para pengungsi dari Timur Tengah, mengumumkan kontrol perbatasan yang lebih ketat.

"Kami memiliki krisis di depan kami. Epidemi sedang terjadi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Jumlah orang yang dinyatakan positif menderita penyakit di Italia meningkat lebih dari 200 menjadi 650. Jerman memiliki sekitar 27 kasus, Prancis sekitar 18, dan Spanyol 15.

Tedros mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa Iran, Italia, dan Korea Selatan berada pada "titik yang menentukan" dalam upaya mereka untuk mencegah wabah yang lebih luas.

Bank investasi AS, BofA memangkas perkiraan pertumbuhan dunianya ke level terendah sejak puncak krisis keuangan, dan lembaga pemeringkat Moody's mengatakan pandemi virus corona akan memicu resesi global dan AS di paruh pertama tahun ini.


Baca juga: 2.022 tertular COVID-19 di Korsel, konser BTS dibatalkan

Baca juga: Warga China positif corona sepulang dari Iran

Tidak Diketahui

Ada kekhawatiran khusus atas suatu kasus di Jepang di mana seorang wanita dinyatakan positif terkena virus untuk kedua kalinya. Tes positif kedua juga telah dilaporkan di China dan dapat berarti bahwa tertular penyakit itu tidak memberikan kekebalan.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa masih banyak yang tidak diketahui tentang virus, termasuk berapa lama virus itu dapat bertahan hidup di permukaan.

Hong Kong mengkarantina anjing peliharaan dari pasien virus corona setelah menunjukkan hasil yang "positif lemah" untuk virus tersebut, meskipun ia tidak memiliki gejala. Tes lebih lanjut akan dilakukan untuk mengonfirmasi apakah anjing itu terinfeksi.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Robert Redfield mengatakan agensi tersebut mengevaluasi berapa lama virus corona dapat menular di permukaan.

"Pada tembaga dan baja itu cukup khas, yakni sekitar 2 jam," kata Redfield dalam dengar pendapat Dewan Perwakilan Rakyat.

"Tetapi saya akan mengatakan pada permukaan lain, seperti kardus atau plastik, lebih panjang, dan jadi kami melihat ini," ia melanjutkan.

Dia mengatakan infeksi yang berasal dari permukaan daripada melalui udara mungkin berkontribusi pada infeksi di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang, di mana sekitar 700 penumpang dan awaknya terserang penyakit itu.

Masa Depan Olimpiade Tokyo

Jepang dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 pada Juli, tetapi kepala program darurat WHO Dr. Mike Ryan mengatakan diskusi sedang diadakan dengan penyelenggara tentang apakah ajang itu harus dilanjutkan.

Virus corona telah menyebabkan malapetaka bagi industri penerbangan dan pariwisata global karena maskapai penerbangan membatalkan penerbangan, negara-negara melarang pengunjung dari titik-titik rawan dan penumpang yang takut menunda perjalanan.

Facebook Inc yang berbasis di California mengatakan akan membatalkan konferensi pengembang tahunannya dan Microsoft Corp mengikutinya dengan menarik diri dari konferensi gim yang dijadwalkan bulan depan.

WHO mengatakan wabah virus corona di Iran mungkin lebih buruk dari yang disadari. Negara itu memiliki jumlah korban tewas tertinggi di luar China, dengan 26 tewas, menunjukkan kemungkinan ada lebih banyak kasus dari 245 yang dilaporkan, yang mencakup beberapa pejabat senior.

Badan-badan intelijen AS sedang memantau penyebaran global virus corona, termasuk di Iran dan India di mana hanya beberapa kasus telah dilaporkan, ujar sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Sejauh ini, virus corona terutama menyerang China, menyebabkan hampir 80.000 infeksi dan hampir 2.800 kematian, menurut angka resmi China. Virus itu telah menyebar ke 46 negara lain, di mana sekitar 3.700 kasus dan 57 kematian telah dilaporkan, menurut WHO.

Tidak ada obat untuk virus corona, yang dapat menyebabkan gejala pneumonia. Diperkirakan pengembangan vaksin antivirus itu dapat memakan waktu hingga 18 bulan.


Sumber: Reuters


Baca juga: Tour UEA dibatalkan setelah pebalap Italia terinfeksi corona

Baca juga: Facebook batalkan konferensi pengembang F8 karena virus corona

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020