Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) menyatakan terus mempersiapkan dan melahirkan kader-kader Muslim moderat melalui pengembangan ajaran-ajaran Islam berdasarkan kitab suci Alquran dan hadis.
LIPIA memiliki 8604 alumni telah ikut berperan dalam derap pembangunan di Indonesia yang di antara mereka ada yang menjadi pemimpin organisasi, guru, hakim, gubernur, wakil gubernur serta anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
LIPIA yang semula bernama Lembaga Pengajaran Bahasa Arab didirikan pada 1980 di bawah pembinaan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Saudi Arabia, dengan Rektor Prof DR Sulaiman bin Abdullah bin Hamud Abalkhail.
Pada wisuda mahasiswa angkatan 26 hingga 29 di Jakarta, (29/1), Sulaiman mengingatkan agar para wisudawan kembali ke masyarakat setelah belajar selama empat tahun untuk mencapai gelar setara S1 di LIPIA.
"Kalian umat yang dapat mencegah kerusakan. Jagalah amanah itu dengan hati-hati dan objektif. Jauhkan ekstrimisme karena Islam adalah agama kasih sayang, agama persaudaraan, dan tidak mengenal permusuhan serta rasa dengki," katanya.
Sulaiman juga mengharapkan para lulusan LIPIA menjadi kader dan pemimpin unggul, terutama di bidang dakwah yang membawa syariat Islam atas dasar Al Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW serta selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sementara itu Umar bin Makkah, perwakilan wisudawan, mengatakan, para wisudawan akan mengembangkan syariah Islam di tengah masyarakat dengan berupaya menjadi tokoh agama yang moderat.
"Kami akan memancarkan sinar kemuliaan sesuai dengan ajaran Islam ke seluruh nusantara," kata Umar seraya mengucapkan terimakasih kepada LIPIA yang memberi kesempatan belajar kepada putra Indonesia mendalami ajaran Islam.
Menurut Umar, LIPIA yang telah berdiri di Indonesia selama 30 tahun telah menghasilkan ulama yang mengembangkan ajaran Islam melalui dakwah dengan cara moderat.
Menteri Agama Maftuh Basyuni yang hadir pada acara tersebut mengatakan LIPIA sebagai sarana pendidikan, terutama ilmu agama Islam, terus membina mahasiswanya agar dapat megembangkan kemampuan mereka dan berperan serta dalam pembangunan di Indopnesia.
Menteri juga mengaharapkan agar para lulusan LIPIA dapat menjadi kader bangsa yang turut memberikan andil dalam upaya mengembangkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi.
Karenanya, kehadiran LIPIA di Indonesia sangat dibutuhkan karena lembaga tersebut menghasilkan kader yang tangguh dan unggul dan mereka diharapkan kembali ke masyarakat dengan mengembangkan ilmu yang sangat bermanfaat melalui pendekatan kemanusiaan yang kuat, kata menteri.
Sementara itu Duta Besar Arab Saudi Abdurrahman bin Muhammad Amin Al-Khayyath mengatakan, keberadaan LIPIA di Indonesia merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral dan persaudaraan yang terus menerus antara kedua negara.
Dubes Abdurrahman menyampaikan terimakasihnya kepada pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, atas perhatian dan dukungannya kepada LIPIA yang dapat mewujudkan misinya di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Atas dasar kesepakatan kedua negara, LIPIA juga akan membuka cabang di Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan dalam waktu dekat, serta membuka program umum dan terus memberi beasiswa bagi mahasiswanya kata Abdurrahman.
Direktur LIPIA Dr Abdullah bin Hudhaidh Al-Sulami mengatakan, LIPIA di Indonesia merupakan contoh yang menghargai hubungan yang erat antara dua masyarakat yang bersaudara yang direkatkan oleh hubungan persaudaraan Islam.
Persaudaraan tersebut juga direkatkan oleh hubungan yang kuat dalam sejarah, pandangan ke depan dua pemimpin yang bijaksana dalam negara sebagai kiblat kaum Muslimin di dunia, katanya.
Menurut Abdullah, sekitar 1400 mahasiswa saat ini sedang menimba ilmu di LIPIA yang memiliki program bidang Syariah dengan masa studi empat tahun untuk memperoleh ijazah setara S1.
Lembaga tersebut juga membuka jurusan Persiapan Bahasa Program Intensif, Pendidikan Takmili (pra universitas) yang lulusanya memperoleh surat keterangan lulus, serta program Pendidikan Guru yang menyediakan ijazah diploma, kata Dr Abdullah, seraya menambahkan para mahasiswa tersebut belajar secara gratis dan bahkan memperoleh uang saku 100 real sampai 200 real per orang.
Abdullah menjelaskan, LIPIA kini memiliki lima laboratorium bahasa yang dilengkapi dengan peralatan modern, laboratorium komputer dan ruang kuliah tertutup dengan teknologi paling mutakhir, membuat situs LIPIA di internet yang meliputi berbagai kaitan untuk bahasa Arab dan ilmu pengetahuan agama.
LIPIA juga memiliki perpustakaan bahasa Arab terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah lebih dari 30.000 judul dalam berbagai ilmu agama Islam, bahasa Arab dan pengetahuan kemanusiaan serta perpustakaan audio-visual dan ensiklopedia elektronik yang meliputi 10.000 judul lebih.
Berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler, Unit Kegiatan Mahasiswa di LPIA mempersiapkan dan melaksanakan banyak kegiatan budaya, pendidikan, olahraga dan seni yang bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat mahasiswa dan membina kemahiran mereka yang dilakukan melalui berbagai organisasi ekstra kurikuler.
Pada tingkat kerjasama dengan berbagai pihak, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang kompeten dengan pengajaran bahasa Arab di Indonesia, LIPIA bekerjasama dengan departemen-departemen dan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia antara lain Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Dalam Negreri dan Departemen Pariwisata dan Budaya.
Lembaga tersebut juga bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia, Bulan Sabit Merah Indonesia, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah, katanya.
Ke depan, tambahnya, LIPIA berusaha memperluas program kerja sama dengan fokus pada pembukaan pusat-pusat pengajaran bahasa Arab di berbagai perguruan tinggi Indonesia, membuka program jarak jauh dengan menggunakan teknologi mutakhir dalam pembelajaran dan membuka program diploma ilmu administrasi dan akutansi, jurusan bahasa Arab untuk tingkat universitas dan jurusan pasca sarjana dalam bidang pendidikan bahasa Arab.(*)
Oleh Oleh Bambang Purwanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
1. alangkah baiknya anda mengilmui dulu apa itu \"wahabisasi\" dan apa itu \"zionisme\" sebelum anda menebar isu kepada umat. saya yakin ilmu anda masih dangkal tentang masalah ini.
2. sudah benarkah ibadah anda?! sehingga anda \"berbicara\" tanpa dasar ilmu yang jelas. andalah yang mesti hati - hati atas pendapatmu itu!
3. setiap orang harus menetahui semua yang diucapkannya, tapi tidak boleh mengucapkan semua yang diketahuinya.
terimakasih atas perhatian Sdr