"Kita sudah menyampaikan imbauan itu lewat email ke para ketua organisasi masyarakat kita di Victoria. Ada sekitar 30 organisasi dan paguyuban masyarakat Indonesia di kota Melbourne dan sekitarnya," katanya dalam penjelasannya kepada ANTARA Selasa.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Pusat, Mohamad Fahmi, juga sudah mengimbau sekitar 18 ribu orang pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia agar turut menunjukkan empati mereka dengan ikut memobilisasi sumbangan dana bagi para korban.
"PPIA akan berupaya mengorganisir pengumpulan dana dari para pelajar dan masyarakat Indonesia di Australia," katanya.
Seruan penyaluran bantuan bagi para korban juga datang dari organisasi kemanusiaan Muslim, "Human Appeal International" (HAI) Australia.
HAI Australia mengimbau umat Islam di negara itu agar mendukung kampanye bantuan darurat kemanusiaan telah diluncurkan pihaknya dengan Dewan Islam Victoria (ICV).
Melalui program "Victoria Bushfires Relief Campaign", kedua organisasi ini telah menjanjikan dana bantuan awal sebesar 20 ribu dolar Australia untuk membantu para korban.
Bagi warga Muslim yang ingin menyalurkan bantuannya melalui HAI, mereka dapat menghubungi HAi melalui telepon 1300 760 155.
Di seluruh Australia, terdapat lebih dari 340 ribu orang Islam. Mereka berasal dari beragam bangsa.
Memasuki hari ke-empat bencana kebakaran dahsyat yang terjadi sejak akhir pekan lalu itu, jumlah korban tewas terus meningkat. Sejauh ini jumlahnya sudah mencapai 173 orang.
Angka korban ini diperkirakan masih mungkin naik karena luasnya lokasi kebakaran dan para petugas pemadam kebakaran masih terus berjuang memadamkan api di sejumlah lokasi.
Sementara itu, hingga Selasa siang, total nilai sumbangan publik di Australia yang disalurkan kepada para korban bencana lewat " Victorian Bushfire Appeal Fund" (VBAF) sudah mencapai lebih dari 15 juta dolar Australia.
Bagi warga yang ingin menyalurkan bantuannya lewat VBAF, mereka dapat menghubungi nomor telepon 1800 811 700.
Bencana kebakaran terburuk dalam sejarah Australia sejak 1983 itu tidak hanya menelan korban jiwa dan harta benda tetapi juga menghancurkan sedikitnya 750 rumah dan sekitar 400 ribu hektar hutan semak belukar.
Untuk meringankan beban para korban, pemerintah federal sendiri telah menyiapkan bantuan tunai melalui "pembayaran Pemulihan Bencana Pemerintah Australia" masing-masing 1.000 dolar bagi setiap warga berusia dewasa dan 400 dolar bagi setiap orang anak.
Para korban antara lain ditemukan di daerah Kinglake, Kinglake West, St.Andrews, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek.
Australia adalah salah satu negara sahabat Indonesia yang segera membantu para korban bencana tsunami Aceh-Nias tahun 2004 dan gempa bumi Nias tahun 2005. Australia juga memberikan banyak bantuan bidang pendidikan kepada Indonesia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009