Bandung (ANTARA News) - Hasil dari "Keputusan Pertemuan Bandung" dalam acara Pertemuan OKP Nasional dan DPD KNPI se-Indonesia di Bandung, Senin, menyatakan Azis Syamsudin sebagai Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mengalahkan Ahmad Doli Kurnia dengan perolehan 56 banding tujuh suara. Ketua Panitia Pertemuan OKP Nasional dan DPD KNPI se-Indonesia, Dian Rahadian menuturkan dari hasil pemungutan suara yang dihadiri 74 perwakilan OKP dan DPD KNPI Provinsi sebanyak 56 suara memilih Ketum versi Bali, tujuh suara untuk Ketum versi Ancol dan 11 suara menyatakan abstain. "Pemungutan suara ini telah melalui mekanisme yang benar karena diinginkan oleh seluruh "stakeholder" yang hadir dan bukan atas dasar pemaksaan ataupun penggiringan agenda oleh Tim Pengundang," katanya. Dian menjelaskan Tim Pengundang telah memberikan dua opsi bagi "stakeholder" apakah akan memilih Ketua Umum DPP KNPI dengan calon yang sudah ada ataukah menunggu penyelesaian jalur hukum. "Forum telah memilih untuk melakukan pengambilan suara dan akhirnya hasil yang disepakati adalah Azis Syamsyudin sebagai Ketum DPP KNPI," kata Dian. Ketua Umum versi Bali, Azis Syamsuudin menegaskan setelah adanya "Pertemuan Bandung" ini sudah tidak ada lagi dualisme kepemimpinan ditubuh KNPI dan seluruh pihak sudah seharusnya menyepakati. "Saya akan memberikan ruang bagi teman-teman pengurus versi Ancol untuk bergabung dalam kepengurusan ini," katanya. Ia menegaskan hasil dari pertemuan ini merupakan suatu keputusan yang sah karena inisiator pertemuan berasal dari dua kubu yang selama ini terpecah. "Pertemuan ini adalah puncak dari pertemuan-pertemuan yang sebelumnya secara informal dilakukan," katanya. Ditempat terpisah, Ketua Umum DPP KNPI versi Kongres XII di Ancol Jakarta, Ahmad Doli Kurnia menyatakan ajang silaturahmi ini tidak dapat menghasilkan suatu keputusan yang penting khususnya tentang dualisme kepemimpinan. "Pada awal datangnya undangan jelas disebutkan bahwa pertemuan ini adalah silaturahmi sehingga kami bersedia datang namun ternyata seiring berjalannya acara terjadi pemaksaan kehendak untuk menggiring pada keputusan penentuan Ketua Umum KNPI," katanya. Berbagai indikasi penggiringan ini terlihat dengan pemaksaan dari Tim Pengundang untuk segera menyelesaikan masalah dualisme kepemimpinan padahal kubu Ancol meminta "skorsing" dan melanjutkannya Senin pagi. "Karena itu saat pertemuan dilanjutkan Senin pagi, saya menyatakan tidak akan mengakui keputusan apapun dari pertemuan ini sehingga apapun keputusannya kami menolak," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009