Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar PLN terus mempercepat pembangunan proyek pembangkit listrik sehingga bisa mengurangi daerah yang mengalami kekurangan listrik. "Agar betul-betul pemadaman listrik segera diatasi, arahnya sudah benar tetapi bisa lebih cepat lagi sehingga tidak ada satupun daerah di negeri ini yang kekurangan listrik di tahun-tahun mendatang," kata Presiden dalam jumpa pers usai rapat kerja di Kantor PLN Jakarta, Senin. Menurutnya, defisit listrik di beberapa daerah di luar jawa sudah mulai dikurangi yaitu dari 30 sistem pembangkit menjadi 16 sistem. "Saya dorong agar bisa dipercepat sehingga yang kekurangan listrik menjadi nol dan bisa ada surplus atau cadangan," katanya. Mengenai permasalahan lama dan besarnya biaya pembangunan sebuah pembangkit listrik, Presiden mengatakan untuk sementara kendala tersebut bisa diatasi dengan penggunaan pembangkit disel. "Solusi jangka pendek bisa dengan sewa disel, yang jika itu memerlukan dukungan APBN itu bisa menjadi kebutuhan mendesak untuk bisa kita berikan," katanya. Mengenai pembiayaan pembangkit dalam program pembangunan listrik 10.000 MW tahap pertama, Presiden meminta agar negosiasi dengan perusahaan China untuk pembiayaan terus dilanjutkan secara intensif. "Saya menginstruksikan kepada menteri-menteri terkait dan Dirut PLN untuk duduk bersama secara konklusif mencari solusi agar secara fisik pembangunan proyek 10.000 MW tahap pertama ini bisa dipercepat," katanya. Selain itu, presiden juga meminta PLN juga mengkaji kemungkinan mendapatkan pembiayaan dari sumber lain terutama dari bank-bank di dalam negeri. Namun, hal itu lanjut Presiden bukan menutup kesempatan untuk tetap digunakannya kerjasama pembiayaan pembangkit listrik dengan skema Independent Power Producer (IPP) atau pengembang listrik swasta. "Skema atau format IPP tentu harus kita dorong. Saya mendapat laporan bahwa pembangunan 10.000 MW tahap II sudah ada panduan mana porsi PLN dan porsi IPP, demikian pula sumber pendanaannya," katanya. Dirut PLN Fahmi Mochtar dalam rapat itu menjelaskan bahwa proyek 10.000 MW tahap I sudah berhasil membangun 32 lokasi pembangkit dari 35 yang ditargetkan. "32 lokasi sudah terkontrak sebagian besar sudah tahap konstruksi. Satu lokasi dalam persiapan kontrak dan 2 lokasi dalam proses tender ulang," katanya. Sedangkan untuk transmisi 1.000 MW akan mulai operasi komersial pada 2009 dari PLTU Labuan, PLTU Indramayu dan PLTU Rembang.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009