Banyumas, 8/2 (ANTARA) - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Tengah, Poppy Dharsono, menyatakan akulturasi budaya yang telah terbentuk di Indonesia harus tetap dipelihara.
"Kita semua sepakat bahwa sejarah bangsa Indonesia dipengaruhi oleh budaya Budha, Hindu, dan Arab (Islam, red.) dan telah bercampur dengan budaya setempat sehingga menjadi akulturasi yang menurut saya akan indah dan baik untuk dipelihara," kata dia saat ditemui dalam perayaan Cap Go Meh di Klenteng Boen Tek Bio, Banyumas, Minggu malam.
Ia mengatakan, bangsa Indonesia terdiri berbagai etnis, agama, dan tradisi, baik yang lokal maupun dari luar.
Dengan demikian, dia mengharapkan seluruh etnis dan agama yang ada di Indonesia dapat hidup rukun dan damai.
Dia menyatakan kagum terhadap keberadaan tempat Tri Dharma yang disiapkan etnis Tionghoa sebagai ajang berkumpulnya umat Budha, Lautze dan Khong Hu Chu.
"Saya kira alangkah indahnya jika kita semua umat Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Hindu memiliki tempat bersama untuk akulturasi budaya agar kita hidup aman dan tentram sesama golongan yang berbeda," katanya.
Terkait perayaan Cap Go Meh, dia mengaku sering kali diundang oleh relasinya, tetapi baru dua kali datang.
Bahkan, menurut dia, selama ini belum pernah mendatani vihara maupun klenteng.
Dia mengatakan, memperoleh berbagai penjelasan mengenai patung-patung yang ada di Klenteng Boen Tek Bio.
"Saya mendapat penjelasan bahwa patung-patung tersebut untuk dihormati, bukan disembah," kata Poppy.
Menurut dia, pendapat orang bahwa etnis Tionghoa menyembah berhala adalah keliru.
Disinggung mengenai kedatangannya dalam peringatan Cap Go Meh, dia mengakui jika hal itu bagian dari kegiatan sosialisasinya sebagai calon anggota DPD.
"Saya datang ke sini karena diundang, namun saya akui hal ini merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2009