Brisbane (ANTARA News) - Kedutaan Besar RI di Canberra menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga korban bencana kebakaran terburuk dalam sejarah Australia sejak 1983 yang hingga Senin pagi telah menewaskan 108 orang itu.          "Kita dengan sedih mengikuti berita kebakaran hebat yang merenggut banyak korban di negara bagian Victoria. Kita menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarganya," kata Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Canberra, Samsu Rizal, kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Senin.            Pihaknya juga menaruh simpati atas langkah-langkah yang telah dan akan diambil pemerintah federal dan negara bagian Victoria dalam penanganan bencana ini. "Kita harapkan upaya-upaya pemerintah dapat efektif guna mencegah kebakaran yang lebih meluas lagi," kata Samsu Rizal.              Ia lebih lanjut mengatakan, KBRI Canberra sangat menghargai seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Australia yang memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada para korban.            "Perlu menjadi catatan kita bersama bahwa Australia adalah negara tetangga dekat kita yang selalu memberi perhatian apabila Indonesia mengalami bencana alam," katanya.            Ketika bencana tsunami dan gempa bumi melanda sebagian wilayah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias, Sumatera Utara, tahun 2004-2005, Australia termasuk di antara negara-negara sahabat yang sigap sejak awal membantu Indonesia.              Bagi seluruh warga negara Indonesia (WNI), terutama mereka yang berdomisili di Victoria dan negara bagian lain yang menghadapi ancaman kebakaran semak belukar, pihaknya meminta mereka meningkatkan kewaspadaan, tidak panik dan tetap melakukan aktivis sebagaimana biasa.              "Jika ada hal-hal yang terkait dengan bencana dialami warga kita, kita harapkan mereka segera menghubungi kantor perwakilan RI terdekat dan pihak-pihak terkait pemerintah Australia," kata Samsu Rizal.              Di seluruh Australia, sesuai dengan hasil sensus penduduk Australia 2006, terdapat 50.975 orang WNI.              Selain menewaskan 108 orang, bencana kebakaran itu juga menghanguskan 750 rumah dan harta benda warga lain, seperti mobil, hewan piaraan dan ternak.              Jumlah korban tewas dalam bencana kebakaran terbesar menurut pihak kepolisian Victoria tidak hanya dipicu oleh suhu udara yang panas tetapi juga oleh ulah orang yang sengaja membakar itu sudah melebihi jumlah korban dalam bencana  "Ash Wednesday" tahun 1983.  Ketika itu,  47 orang tewas.              Pemerintah federal sendiri telah menyiapkan bantuan tunai melalui "pembayaran Pemulihan Bencana Pemerintah Australia" masing-masing 1.000 dolar bagi setiap warga berusia dewasa, 400 dolar bagi setiap anak, dan 5.000 dolar untuk biaya pemakaman setiap warga yang tewas.              Para korban kebakaran yang terjadi sejak akhir pekan lalu itu  ditemukan di daerah Kinglake, Kinglake West, St.Andrews, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek.              Sementara itu, mengenai nasib sekitar 20 ribu WNI di Victoria, Konsul Jenderal RI di Melbourne, Budiarman Bahar, mengatakan mereka masih "aman" namun pihaknya akan terus memantau perkembangan.            "Sampai saat ini belum ada laporan dan mudah-mudahan tidak ada warga negara kita yang terkena. Jumlah warga kita di seluruh Victoria berkisar antara 19 ribu dan 20 ribu orang. Ada pun" kantong-kantong"(tempat tinggal, red) masyarakat kita berada di antara Melbourne dan Geelong," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009