Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi XI (keuangan dan perbankan) DPR RI, Dradjad H Wibowo mengatakan angka realistis inflasi sekitar 8 persen.

"Saya percaya inflasi sekitar 8 persen dengan pertimbangan yang sekarang dilaporkan deflasi tetapi ternyata naik. Angka 8 persen lebih masuk akal," katanya usai seminar ekonomi pada acara Konvensi Media Massa Se-Indonesia sebagai rangkaian Hari Pers Nasional di Jakarta, Minggu.

Dradjat mengatakan dirinya menerima laporan dari tim yang dia bentuk, termasuk para konstituennya dan menyimak berita dari televisi bahwa harga-harga di pasar justru naik.

Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, dia memperkirakan berkisar 4 - 5 persen dengan angka realistis 4,5 - 4,6 persen.

Dradjad mengatakan pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung industri pengganti (substitusi) impor untuk mengatasi dampak krisis finansial global terhadap Indonesia.

"Industri substitusi impor menjadi sangat vital. Ini harus menjadi salah satu prioritas pemerintah," katanya dalam seminar ekonomi Konvensi Media Massa Se-Indonesia sebagai rangkaian Hari Pers Nasional di Jakarta, Minggu.

Pada saat barang impor jadi lebih mahal karena krisis global, lanjut Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI, produk dalam negeri akan lebih mampu bersaing di pasar domestik sehingga industri substitusi impor jadi penting.

Dradjad mencontohkan, industri substitusi impor seperti industri perkebunan, bahan mentah, pendukung manufaktur, pembangunan infrastruktur sampai dengan pembiayaan dan penetrasi pasar domestik.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi sebesar 0,07 persen selama Januari 2009 sementara inflasi `year on year` (tahunan) sebesar 9,17 persen.

"Pada Januari 2009 terjadi deflasi sebesar 0,07 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 113,78," kata Deputi Kepala BPS, Ali Rosidi di Jakarta, Senin (2/2).

Menurut BPS, deflasi pada Januari 2009 terjadi karena penurunan harga antara lain pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar minyak (BBM).

Sebelumnya BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,04 persen dan inflasi tahunan sebesar 11,06 persen.

Sedangkan Menteri Keuangan/Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati memperkirakan tingkat inflasi sebesar 5-6 persen akan dapat tercapai pada Juli-Agustus 2009.

"Kita mengharapkan Februari ke depan tren penurunan beberapa komoditas terjada seperti beras karena mulai masa panen sehingga inflasi 5-6 persen pada Juli-Agustus 2009 sangat bisa dicapai," kata Sri Mulyani ditemui di Gedung Utama Depkeu Jakarta, Senin (2/2).

Menkeu menyebutkan, penurunan harga BBM dan beberpa komoditas lain mendorong penunanan inflasi sehingga terjadi deflasi pada Desember 2008 dan Januari 2009.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009