Brisbane, 9/2 (ANTARA) - Kebakaran semak belukar di negara bagian Victoria, Australia, sudah menewaskan 108 orang dalam 48 jam terakhir hingga Senin pagi. Angka korban dalam kebakaran yang menghanguskan lebih dari 750 rumah warga itu sudah jauh melebihi jumlah korban bencana kebakaran terbesar yang pernah terjadi di Victoria tahun 1983. Dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan "Ash Wednesday" itu, sebanyak 47 orang tewas. Stasiun Televisi "Saluran 10" Senin pagi melaporkan sudah 108 orang tewas dalam kebakaran dahsyat yang terjadi sejak 7 Februari itu. Di antara mereka yang menjadi korban adalah mantan pembaca berita Stasiun TV "Saluran Sembilan" Brian Naylor dan istrinya. Keduanya tewas di rumah mereka yang ikut terbakar bersama ratusan rumah warga lain di kota kecil Kinglake, sebelah utara Melbourne. Bencana ini mendapat perhatian luas media massa Australia. Edisi Senin berbagai suratkabar negara itu menjadikan bencana terburuk dalam 26 tahun terakhir itu sebagai "headline" (berita utama). Harian "The Age" menurunkan berita utama berjudul "Our Darkest Day" (Hari Tergelap Kita), Harian Daily Telegraph" mengangkat berita utama berjudul "Hell's Fury" (Neraka Membara) dan "Herald Sun" memilih judul "We'll Help" (Kami Akan Tolong). Stasiun TV "Saluran Tujuh" menurunkan laporan khusus berjudul "Bushfire Disaster" dalam buletin berita paginya, sedangkan Stasiun TV "Saluran Sembilan" memilih judul "Bushfire Crisis". Di antara kota kecil yang mendapat liputan luas adalah Kinglake karena di sana ditemukan sedikitnya 29 orang tewas dan lebih dari 500 rumah hancur. Siap bantu Dalam pernyataan persnya, Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan, rakyat Australia berdiri di belakang negara bagian Victoria dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) siap membantu jika diperlukan. "Semua sumber daya yang diperlukan pemerintah Victoria dari ADF akan dipenuhi. Dimana pun itu, komunitas mana pun itu, dan apapun yang bisa dilakukan ADF, kami akan bantu," katanya di Kangaroo Ground, Victoria. Untuk membantu penduduk yang terkena bencana, PM Rudd mengatakan, pemerintah federal dan pemerintah negara bagian Victoria sudah sepakat mengalokasikan dana senilai 10 juta dolar Australia. "Saya juga mengimbau seluruh rakyat Australia mengulurkan bantuannya," katanya. Pemerintah federal sendiri telah menyiapkan bantuan tunai melalui "pembayaran Pemulihan Bencana Pemerintah Australia" masing-masing 1.000 dolar bagi setiap warga berusia dewasa dan 400 dolar bagi setiap orang anak. Para korban kebakaran semak belukar terburuk sejak 1983 itu tidak hanya ditemukan di daerah Kinglake tetapi juga di Kinglake West, St.Andrews, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek. Mengenai nasib sekitar 20 ribu warga negara Indonesia di Victoria, Konsul Jenderal RI di Melbourne, Budiarman Bahar, mengatakan kepada ANTARA, mereka masih "aman" namun pihaknya akan terus memantau perkembangan. "Sampai saat ini belum ada laporan dan mudah-mudahan tidak ada warga negara kita yang terkena. Jumlah warga kita di seluruh Victoria berkisar antara 19 ribu dan 20 ribu orang. Ada pun" kantong-kantong" (tempat tinggal, red) masyarakat kita berada di antara Melbourne dan Geelong," katanya. imbauan pemerintah setempat bagi semua warga di negara bagian Victoria supaya tidak mengunjungi daerah-daerah pedesaan yang terancam bencana kebakaran semak belukar. "Pemerintah setempat sudah memberikan imbauan melalui radio agar semua warga tidak mengunjungi 'rural area' (daerah pedesaan-red.) karena dikhawatirkan terjadi kebakaran semak belukar akibat udara panas," katanya. Otoritas terkait Victoria masih mengeluarkan perintah larangan total menyalakan api di kawasan timur, timur laut, tengah, baratlaut, dan baratdaya negara bagian itu walaupun suhu tertinggi antara 20 dan 32 derajat Celsius. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009