Rotterdam, Belanda (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta percepatan pengembangan Tanjungpriok sebagai pelabuhan ekspor impor bertaraf internasional serta sebagai penghubung pelabuhan nasional.
"Jadi segera percepat pengembangan pelabuhan Tanjungpriok yang sebelumnya direncanakan lima tahun bisa dipercepat tiga tahun," kata Wapres M Jusuf Kalla usai meninjau pelabuhan Rotterdam Belanda, Minggu.
Wapres menjelaskan bahwa rencana pengembangan pelabuhan Tanjungpriok dijadwalkan selama lima tahun. Namun, tambah Wapres bisa segera dipercepat hingga tiga tahun saja.
"Bayangkan pelabuhan Rotterdam ini luasnya 40 kilometer dan tertata rapi. Harusnya pelabuhan kita bisa ditata seperti ini," kata Wapres.
Dalam keterangan lainnya Wapres mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada agenda untuk mengunjungi pelabuhan Roterdam. Namun saat makan malam dengan Menteri Ekonomi Maria Vanderhoeven hadir pula Walikota Rotterdam Ahmed. Pada saat itu Ahmed menawarkan kepada wapres untuk mengunjungi pelabuhan Rotterdam.
Menurut Wapres, pelabuhan Rotterdam sangat penting posisinya bagi Indonesia, karena semua eskpor minyak sawit Indonesia ke Eropa melalui pelabuhan ini.
"Jadi nanti kapal-kapal dari pelabuhan Tanjungpriok nanti bisa langsung ke Rotterdam ini," kata Wapres.
Wapres juga menjelaskan bahwa di pelabuhan Rotterdam menjamin proses bongkar muat barang selesai dalam 24 jam. Sementara di pelabuhan Tanjungpriok saat ini masih memerlukan waktu hingga 10 hari.
Sementara Walikota Rotterdam mengaku sangat gembira atas kehadiran Wapres Jusuf Kalla. Ahmed yang baru terpilih tiga minggu lalu mengaku banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara pelabuhan Rotterdam dan Tanjungpriok.
"Banyak kerjasama yang bisa kita lakukan, seperti kerjasama pengelolaan maupun yang lainnya," kata Ahmed.
Dalam kesempatan itu Ahmed juga mengundang Gubernur DKI Fauzi Bowo untuk segera membicarakan teknis kerjasama yang akan dilakukan.
"Jadi seperti yang dinyatakan Wapres Jusuf Kalla tadi pengembangan pelabuhan Tanjungpriok bisa segara dipercepat," kata Fauzi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009