Kami gali lubang baru lagi karena kuburannya amblas saat terjadi longsor
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak lima jasad keluarga Pangeran Jayakarta direlokasi oleh otoritas setempat setelah areal pemakaman di Jalan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, amblas karena longsor ketika Kali Sunter meluap.
"Kami gali lubang baru lagi karena kuburannya amblas saat terjadi longsor, Selasa (25/2), pukul 01.00 WIB," ujar pengurus areal pemakaman Pangeran Jayakarta, Untung Suryadi di Jakarta, Kamis.
Lima jasad yang direlokasi diketahui atas nama almarhum Edison, Sarifudin, Asep, Hj Euis dan Djunaedi.
Kompleks pemakaman keluarga besar Pangeran Jayakarta yang beralamat di Jalan Jatinegara Kaum No 49 RT 003 RW 003 berada di bantaran Kali Sunter.
Baca juga: Lima bangunan di Cipinang Melayu ambruk dan hanyut saat banjir
Infrastruktur tebing sungai atau turap sepanjang tiga meter di bantaran Kali Sunter yang membatasi kompleks pemakaman ambruk.
Tanah pada pondasi tebing berhamburan ke sungai, sementara konstruksi turap berbahan cor beton amblas.
Untung mengatakan saat kejadian berlangsung lima jasad lengkap dengan kain kafan dan penutup tikar muncul dari gundukan tanah.
"Ada yang kakinya kelihatan dan ada juga yang bagian kepalanya kelihatan. Alhamdulillah semuanya utuh dan tidak hanyut terbawa arus," katanya.
Baca juga: Warga Kemang Selatan bagikan tips bertahan menghadapi banjir
Proses evakuasi kelima jasad dilakukan Untung bersama sejumlah petugas makam pada Rabu (26/2).
"Untungnya masih ada lahan kosong yang mepet-mepet dengan makam yang ada. Kita gali lagi buat makam baru," katanya.
Saat ini petugas dari instansi pengairan telah melakukan langkah antisipasi dengan memasang kayu cerucuk jenis dolken sebagai langkah antisipasi luapan sungai lanjutan.
Baca juga: Akademisi: Penanganan bencana di Jabar dan DKI Jakarta tak sama
Pangeran Jayakarta merupakan putera kesultanan Banten yang berkuasa di wilayah Jakarta (dulu bernama Jayakarta) pada era penjajahan Belanda. Dia pernah mengusir Belanda dari wilayah Jakarta sebelum wafat pada 1640.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020