Surabaya (ANTARA News) - Cagub Khofifah Indar Parawansa meminta kepada para Caleg dan Capres untuk belajar dari kasus rekayasa Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada coblosan ulang Pilgub Jatim di Bangkalan dan Sampang, 21 Januari lalu, karena dimungkinkan kecurangan serupa akan terulang lagi pada Pileg dan Pilpres nanti. "Ini peringatan bagi semua. Sangat mungkin, rekayasa DPT akan dipakai lagi pada Pileg dan Pilpres nanti. Kalau sekarang Ka-Ji jadi korbannya, kan yang lain tinggal menunggu giliran," kata Khofifah dalam acara silaturrahmi dan makan siang bersama wartawan di Posko Ka-Ji, di Kawasan Deltasari Sidoarjo, Minggu (8/2). Menurut dia, jika benar DPT Pileg dan Pilpres ternyata banyak yang fiktif alias palsu, maka hasil pemilihannya juga palsu."Jika DPT- nya palsu, maka legislatifnya akan palsu dan presidennya juga palsu," jelas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini ini. Dia menegaskan jika pada Pilgub Jatim korban rekayasa DPT adalah Ka-Ji, maka pada Pileg dan Pilpres mendatang korbannya Caleg dan Capres. "Kalau kecurangan dan pelanggaran seperti ini dibiarkan, maka korban lainnya tinggal menunggu giliran saja," tegasnya.Agar kecurangan yang sama tak terulang lagi pada Pileg dan Pilpres nanti, Khofifah telah membeberkan semua bukti rekayasa DPT yang ditemukan di Bangkalan dan Sampang ke banyak pihak, terutama ketua umum sejumlah partai. "Sudah banyak yang saya datangi. Saya jelaskan semua modus-modus kecurangan yang terjadi," katanya. Ke depan, lanjut Khofifah, dirinya akan terus menyampaikan kecurangan Pilgub Jatim ke tokoh-tokoh lainnya di Jakarta. "Kalau di Jatim semua sudah ditutup, maka saya akan keliling di Jakarta. Ini kami niati untu menegakkan moral politik di Indonesia. Jangan sampai apa yang menimpa Ka-Ji terulang lagi pada Pileg dan Pilpres nanti," jelasnya. Ketua Umum Muslimat NU ini kembali menampik pernyataan banyak pihak yang menilainya tak legowo (ikhlas) menerima kekalahan."Ini bukan soal kalah atau menang. Kalau semua diam, lalu siapa yang akan menyuarakan demokrasi yang menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan," ungkapnya. Lebih lanjut, mantan Kepala BKKBN ini mengatakan, siap menang dan kalah artinya siap tak menggunakan cara kotor untuk mendapatkan kekuasaan."Jadi, yang tak siap kalah, adalah yang mendapatkan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, halal atau haram diterjang semua," katanya. Kedepan, Khofifah mengusulkan agar KPU diminta berikrar di hadapan publik untuk siap menjalankan tugasnya dengan fair."Kalau calonnya ikrar siap menang dan siap kalah, maka KPU ikrar siap bermain fair," ungkapnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009