Semarang (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) perlu lebih terbuka melakukan komunikasi dengan Markis Kido, Pia Zebadiah, dan Bona Septono yang mundur dari Pelatnas akibat tidak adanya kesepakatan kontrak dengan induk organisasi bulu tangkis di Tanah Air itu.
"Perlu ada komunikasi terbuka terbuka antara PBSI dan mereka karena kalau hanya belum ada kesepakatan kontrak, tentunya mereka tidak perlu mundur dulu dari Pelatnas. Saya menduga justru ada sesuatu yang tidak baik antara mereka dan PBSI," kata Ketua PB Djarum Kudus, F.X. Supandji, ketika dihubungi dari Semarang, Minggu.
Menurut dia, kalau hanya persoalan belum ada kesepakatan kontrak, tentunya masih ada pembicaraan lagi dan tidak perlu ada aksi mundur dari Pelatnas.
"Sekali lagi, tentunya ada yang tidak baik antara mereka dengan PBSI dan itu perlu adanya komunikasi lebih terbuka lagi, sehingga bisa diketahui mengapa mereka bisa mundur dari Pelatnas," katanya.
Ia mengakui, memang persoalan ini adalah hak individual masing-masing pebulu tangkis, tetapi tentunya kalau sampai Markis Kido bersaudara mundur dari Pelatnas tentunya akan mengurangi kekuatan Indonesia pada event-event internasional, apalagi beberapa waktu lalu Taufik Hidayat juga sudah mundur dari Pelatnas.
"Saya kira kalau yang lainnya ada kesepakatan kontrak, kenapa dengan Markis Kido, Pia Zebadiah, dan Bona Septono tidak bisa. Ini harus dicari jawabannya, sehingga kelangsungan Pelatnas di masa mendatang bisa lebih baik lagi dan tentunya PBSI harus melakukan komunikasi leboh terbuka lagi dengan mereka" katanya menegaskan.
Menurut dia, Markis Kido masih sangat diperlukan untuk menopang kekuatan Indonesia, terutama di sektor ganda putra karena yang bersangkutan (berpasangan dengan Hendra Setiawan) adalah peraih medali emas Olimpiade 2008, bahkan sekarang ini pasangan ini menempati daftar peringkat pertama dunia.
Kemudian Pia Zebadiah masih diperlukan untuk memperkuat tunggal putri, apalagi yang bersangkutan juga merupakan pebulu tangkis yang bersinar pada saat perebutan Piala Uber di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, juara ganda putra Olimpiade Beijing, Markis Kido bersama kedua adiknya, pemain ganda putra Bona Septano dan tunggal putri Pia Zebadiah memutuskan keluar dari Pelatnas setelah tidak mencapai kesepakatan kontrak dengan PB PBSI.
"Betul (keluar) karena tidak sepakat mengenai uang kontrak. Awalnya adik-adik saya yang mundur duluan, terus saya juga tidak sepakat, ya sudah keluar semua," ujar Kido yang dihubungi di Jakarta, Jumat (6/2) malam.
Hal senada disampaikan adik Kido, Pia yang mengaku kecewa dengan sikap PB PBSI. "Saya kecewa pada PBSI mengenai masalah kontrak, karena tidak ada kesepakatan konsekuensinya keluar (dari Pelatnas)," kata Pia yang belum memikirkan langkah selanjutnya.
Sejak Jumat siang hingga petang PB PBSI melakukan penyelesaian masalah kontrak dengan sejumlah atlet yang sudah dipanggil masuk Pelatnas tahap pertama, namun belum mencapai kesepakatan. Pembicaraan dilakukan dengan memanggil para pemain satu-persatu atau berdua bersama pasangannya untuk yang ganda, setelah sebelumnya diberi nomor urut.
Selain Kido dan adik-adiknya, ada juga pemain tunggal Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, ganda campuran Nova Widianto dan Liliyana Natsir, Vita Marissa, Hendra Setiawan dan beberapa pemain senior lainnya.
Beberapa pemain yang sudah mencapai kata sepakat dengan PBSI di antaranya adalah Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Hendra Setiawan (pasangan Markis Kido). (*)
Copyright © ANTARA 2009
kalau kamu memang mengamati bulutangkis indonesia pasti tau alasannya mengapa tony pergi..
dan saya gak setuju kalo tony dibilang penghianat, apa yg udah dia berikan untuk bangsa ini kayaknya sangat tidak adil jika disebut demikian.