Brisbane, 8/2 (ANTARA) - Jumlah korban tewas dalam bencana kebakaran semak belukar di negara bagian Victoria, Australia, hingga Minggu pukul 18.00 waktu setempat, bertambah menjadi 65 orang. Jumlah ini melebihi bencana kebakaran di Victoria pada 1983 dimana dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan "Ash Wednesday" itu, sebanyak 47 orang tewas, demikian media setempat melaporkan, Minggu sore. Bencana ini mendapat perhatian luas media massa Australia, diantaranya Stasiun TV "Saluran Tujuh" yang menurunkan laporan khusus mengenai peristiwa memilukan ini. Di antara kota kecil yang diliput luas adalah Kinglake dimana sedikitnya 29 orang korban tewas dan lebih dari 500 rumah hancur. Dalam pernyataan persnya, Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan, rakyat Australia berdiri di belakang negara bagian Victoria dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) untuk membantu kapan pun diperlukan. "Dimana pun itu, komunitas mana pun itu, dan apapun yang bisa dilakukan ADF, kami akan bantu," katanya di Kangaroo Ground, Victoria. Rudd mengatakan, pemerintah federal dan pemerintah negara bagian Victoria sepakat mengalokasikan dana senilai 10 juta dolar Australia. "Saya juga mengimbau seluruh rakyat Australia mengulurkan bantuannya," katanya. Pemerintah federal sendiri telah menyiapkan bantuan tunai melalui "pembayaran Pemulihan Bencana Pemerintah Australia" masing-masing 1.000 dolar bagi setiap warga berusia dewasa dan 400 dolar bagi setiap anak. Para korban kebakaran semak belukar terburuk sejak 1983 itu tidak hanya terjadi di Kinglake tetapi juga Kinglake West, St.Andrews, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan dan Arthurs Creek. Sementara itu, dalam penjelasannya kepada ANTARA, Konsul Jenderal RI di Melbourne, Budiarman Bahar, mengatakan, sekitar 20 ribu warga Indonesia di Victoria, "aman" dari bencana kebakaran semak belukar tersebut, namun mereka akan terus dipantau. "Sampai saat ini belum ada laporan dan mudah-mudahan tidak ada warga negara kita yang terkena. Jumlah warga kita di seluruh Victoria berkisar antara 19 ribu dan 20 ribu orang. Ada pun kantong-kantong masyarakat kita berada di antara Melbourne dan Geelong," katanya. Budiarman meminta semua WNI mematuhi imbauan pemerintah setempat supaya tidak mengunjungi daerah-daerah pedesaan yang terancam bencana kebakaran semak belukar. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009