Jakarta (ANTARA News) - Seorang calon anggota legislatif (caleg) akan dipilih rakyat jika dekat dengan rakyat dan bukannya karena iklan atau atribut partai, kata Sekjen Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) Jackson Kumaat saat memberikan pembekalan kepada para caleg partai tersebut. "Pakar Pangan tidak menganggap penting publikasi iklan dan atribut partai," katanya dalam keterangan tertulis partai tersebut di Jakarta, Minggu. Jackson di sela pembekalan caleg Pakar Pangan di Wisma Kinasih Bogor, Jabar, Sabtu (7/2) mengatakan, iklan dan atribut partai tidak menjamin pemilih mencoblos caleg yang tidak dekat bersama rakyat. Untuk itu ia juga meminta agar caleg partainya menjadi kader anti-korupsi, setia mempertahankan NKRI, peduli lingkungan, dan tidak amoral. Dalam acara tersebut, para caleg Pakar Pangan menerima materi pembahasan dari sejumlah pakar, di antaranya pengamat politik dari Laksnu Gugus Waskito, praktisi "public speaking"/presenter Charles Bonar Sirait, dan anggota KPU I Gusti Putu Arta. Jackson mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kesamaan strategi politik, dalam upaya meraih simpati publik. "Saya percaya, kader-kader Pakar Pangan yang militan mampu mengatasi persoalan teknis di lapangan, sehingga pembekalan ini sebagai bentuk langkah bersama menjelang kampanye bulan Maret mendatang," kata Jackson Kumaat. Lebih lanjut Jackson mengungkapkan, para pembicara sengaja dipilih untuk memberikan pembekalan para caleg, agar nantinya sanggup menghadapi arena sebenarnya pada saat kampanye pemilu. "Kader Pakar Pangan dijamin tidak akan demam panggung dan familiar di depan publik," kata dia. Sementara itu, Ketua Panitia Pembekalan Caleg Pakar Pangan Nikson Gans Lalu mengatakan, "Rakyat sudah bosan menyimak janji-janji politik, makanya konsep untuk caleg sebisa mungkin bersifat interaktif". Nikson yang juga staf pengajar UKI Jakarta dan caleg dari dapil Papua Barat itu, mengatakan, pihaknya yakin model interaksi dengan masyarakat akan menjadi kecendrungan baru yang digunakan partai-partai politik, pada saat masa kampanye bulan Maret mendatang. Ia juga menilai, model kampanye monolog (satu arah) yang dilakukan pada Pemilu 2004 lalu, terbukti tidak berhasil merebut simpati masyarakat. "Masyarakat butuh diyakinkan oleh kemampuan para caleg, dan bukan sekedar janji-janji saat kampanye," tegas dia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009