Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan saat ini belum saatnya membicarakan calon presiden atau calon wakil presiden yang akan diusung Partai Demokrat pada Pilpres 2009.

Dalam arahannya kepada para kader Partai Demokrat di acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai itu, Minggu, Yudhoyono mengatakan dua bulan menjelang Pemilu Legislatif pada 9 April 2009 Partai Demokrat harus fokus memenangkan Pemilu.

"Bulan-bulan sekarang ini kita harus lebih memfokuskan pada upaya memenangkan Pemilu Legislatif, belum saatnya menghabiskan waktu untuk membicarakan capres ataupun cawapres," paparnya.

Menurut Yudhoyono, sesungguhnya saat ini belum ada istilah capres atau cawapres karena aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menentukan seseorang baru resmi disebut capres atau cawapres setelah dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi syarat perolehan suara minimal.

"Secara proses, yang seperti itu belum ada. Saya meminta DPP untuk jangan sembarangan pasang nama-nama untuk cawapres. Jangan biasakan beri angin surga. Itu tidak baik," ujarnya.

Yudhoyono meminta pengurus Partai Demokrat untuk menghormati tokoh-tokoh nasional yang sering disebut-sebut sebagai tokoh yang layak untuk maju sebagai capres atau cawapres. "Mereka tokoh-tokoh itu punya harga diri dan penghormatan. Mari kita hormati tokoh-tokoh lain di negeri ini," katanya.

Koalisi Yudhoyono juga meminta pengurus Partai Demokrat untuk jangan dulu berbicara koalisi karena belum saatnya. "Banyak yang bilang Partai Demokrat tidak ada tawaran. Ada lagi yang keroyokan. Saya minta tetap tenang," tuturnya.

Ia meminta kader Partai Demokrat tetap fokus pada tujuan terdekat, memenangkan Pemilu Legislatif 2009, dan berkeyakinan jika Partai Demokrat tetap berjuang pada relnya, maka akan mendapatkan teman-teman seperjuangan di jalan yang sama.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo menargetkan 20 persen suara bakal diraih Demokrat sehinga partai itu bisa mengajukan capres. "Lebih bersyukur lagi kalau kita berhasil menembus 25 persen," ujarnya. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009