Baghdad (ANTARA News) - Menteri perminyakan Irak, Sabtu, meramalkan OPEC akan memangkas lagi produksinya pada bulan depan dan menegaskan harga minyak per barel sebaiknya tak kurang dari 70 dolar, seorang pejabat senior menyatakan kepada AFP. "Tahun 2009 akan menjadi tahun yang keras di seluruh dunia dan itu akan tercermin pada permintaan minyak dan kemudian harga akan jatuh," kata Hussein Al-Shahristani di depan pertemuan puncak industri perminyakan di Baghdad. "Pada Maret, OPEC akan bertemu dan akan ada pembahasan bagi pemangkasan produksi lagi untuk mendongkrak harga minyak dan dorongan produksi dari negara-negara non-OPEC," kata menteri itu, seperti dikemukakan pembantu dekatnya, Falah Al-Amiri. Irak memiliki cadangan terbukti ketiga terbesar di dunia setelah Saudi Arabia dan Iran, dan sangat membutuhkan pemasukan dari minyak untuk membangun kembali negara yang terkoyak-koyak perang itu, terutama sekalai dengan anjloknya harga global. Sebelum invasi pimpinan AS pada 2003, produksi minyaknya mencapai tiga ajuta barel per hari (bpd), namun kini hanya 2,18 juta bpd, dengan ekspor sebanyak 1,6 juta bpd, demikian menurut angka OPEC. Kontrak utama pasar New York, minyak light sweet untuk penyerahan Maret, turun 1.00 dolar menjadi 40,17 dolar per barel pada sesi penutupan. Harga jatuh akibat terimbas kekhawatiran atas permintaan dan melonjaknya angka pengangguran di AS. Di pasar London, minyak Brent Laut Utara untuk pengiriman Maret turun 25 sen menjadi 46,21 dolar per barel. Menurut Shahristani, harga saat ini terlalu rendah. "Kami merasa yakin harga seharusnya paling tidak 70 dolar per barel," kata penasehatnya, mengutip Shahristani. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009