Bojonegoro (ANTARA News) - Kenaikan harga karcis pertandingan sepak bola dalam kompetisi divisi utama di stadion Letjen H.Soedirman, Bojonegoro, Jawa Timur, dinilai Presiden suporter Persibo Boromania, Abdul Karim, memberatkan.
"Kenaikan harga karcis yang sudah diumumkan panpel persibo jelas memberatkan masyarakat, terutama kami sebagai pendukungnya, "katanya, kepada ANTARA, Sabtu.
Dari pengumuman yang ditempelkan panpel di sejumlah tempat, harga karcis kelas ekonomi yang sebelumnya Rp15.000,00, naik menjadi Rp20.000,00 dan VIP yang lokasinya di tribun utama yang semula Rp25.000,00, naik menjadi Rp40.000,00.
Menurut dia, untuk karcis VIP kenaikan masih dianggap wajar dan bisa dimaklumi, kalau alasan panpel sebagai langkah menggalang dana bagi Persibo. Tetapi, untuk kelas ekonomi kenaikan sebesar Rp5.000,00 tersebut dianggap memberatkan.
Masalahnya, lanjutnya, daya beli masyarakat di Bojonegoro, masih belum bisa menjangkau dengan besarnya kenaikan itu."Lebih baik kelas ekonomi tetap, VIP naik tidak masalah," katanya menambahkan.
Kalau memang alasan untuk mencari tambahan dana, bisa ditempuh dengan cara lain, misalnya dengan mencari sponsor. "Atau menjual berbagai kenang-kenangan Persibo, mulai kaos juga yang lainnya," katanya.
Karim mengaku, akan mendesak manajeman Persibo untuk membatalkan kenaikan karcis kelas ekonomi, dengan alasan adanya kenaikan tersebut bisa menurunkan masyarakat dalam memberikan dukungan kepada tim kesayangannya.
Ditemui terpisah, seorang warga Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Bagus, mengaku dengan ketiga rekannya terpaksa memberi karcis kelas ekonomi dengan harga Rp22.000,00 dari calo di depan stadion Letjen H. Soedirman ketika pertandingan Persibo melawan Persiku, Kudus, Jawa Tengah, pada 25 Januari lalu.
Pada pertandingan itu, jumlah calo yang menjual karcis lebih dari lima orang dan semua karcis yang dibawa calo semuanya bisa laku dengan harga Rp22.000,00 per lembar.
"Tetapi, untuk pertandingan berikutnya saya terpaksa antri di loket sejak siang hari, sebab terlambat sedikit karcis sudah ditangan calo, " katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009