Medan (ANTARA News) - Polda Sumut sudah menetapkan 20 tersangka dalam kasus aksi anarkis pendukung Provinsi Tapanuli (Protap) dari 55 saksi yang telah diperiksa.
Jumlah itu belum final karena pemeriksaan masih terus dilanjutkan sehingga tersangka bisa bertambah, kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharudin Djafar, MSi di Medan, Sabtu.
Menurut dia, pihaknya telah memeriksa 55 saksi yang mengetahui peristiwa tersebut dan menetapkan 20 orang diantaranya sebagai tersangka karena bertanggungjwab atas aksi anarkis yang menewaskan Ketua DPRD Sumut, Aziz Angkat itu.
20 tersangka itu terdiri dari pemrakarsa dan tokoh Protap, koordinator dan penanggungjawab aksi dan civitas akademika yang terlibat tersebut.
Beberapa diantaranya adalah tiga mantan anggota DPRD Sumut seperti Chandra Panggabean, Burhanudin Rajagukuguk dan Jumongkas Hutagaol.
Selanjutnya, tokoh dan penanggugjawab aksi seperti Jon Handel Samosir, Datumira Simanjuntak, Viktor Siahaan, Parles Sianturi dan Gelmok Samosir.
Pihaknya juga telah menetapkan status tersangka dan menahan Pembantu Rektor III Universitas Sisingamangaraja (US) XII, Rudolf Marpaung.
Kemudian, polisi juga menahan beberapa warga dan mahasiswa US XII yang terlibat dalam aksi anarkis itu yakni Ganda Hutasoit, Roy Frans Sagala, Arianto Sitorus, Nikel Tindo Johanes, Dedi Lumbatungkap,
Anju Naibaho, Urat Sihombing, Erik R. Guna, Urat Lumbantoruan, D. Antonius Sibarani dan Marihot Pardede.
Sebelumnya, seribuan massa pendukung Protap berunjukrasa di DPRD Sumut dan memasuki ruang sidang utama sambil membawa sebuah peti mati untuk menemui wakil rakyat yang sedang melakukan rapat paripurna di tempat itu, Selasa (3/2).
Massa yang dalam jumlah besar itu membawa Ketua DPRD Sumut, Aziz Angkat ke ruangan Fraksi Partai Golkar sambil dicaci-maki, ditarik-tarik dan bahkan harus menerima perlakukan tidak pantas dari sejumlah pengunjuk rasa.
Berbagai pihak beranggapan bahwa hal itu dapat terjadi karena minimnya pengamanan dari pihak kepolisian sehingga institusi penjaga keamanan tersebut dianggap kebobolan.
Diduga tidak kuat menahan serangan, Aziz Angkat yang juga Sekretaris Partai Golkar Sumut itu terkapar dan meninggal dunia meski sempat dilarikan ke rumah sakit Gleni Internasional Medan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009