Semua beras di gudang ini akan kami proses melalui mesin rice to rice sehingga tidak ada lagi cerita beras Bulog berkutu dan bau

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pada Kamis pagi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, guna memastikan ketersediaan pasokan beras di Indonesia menjelang Ramadhan dan Idul Fitri mendatang.

Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menyebutkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara Nasional yang tersedia di Gudang Bulog tersisa 1,7 juta ton. Khusus stok di DKI Jakarta, ketersediaan pasokan mencapai lebih dari 323.000 ton.

"Artinya, stok untuk nasional dan DKI ini aman karena nanti dalam waktu dekat kemungkinan Maret akhir kita akan melakukan penyerapan kembali di beberapa daerah yang memproduksi beras," kata Buwas di Gudang Bulog Kelapa Gading Jakarta, Kamis.

Baca juga: Dedi Mulyadi sarankan Bulog fokus jaga ketersediaan pangan

Buwas menegaskan, dengan stok Bulog yang cukup besar dan tersebar di seluruh Indonesia, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan dan harga beras menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

Dalam sidak tersebut, Buwas juga memperlihatkan sejumlah unit gudang terisi penuh oleh beras, termasuk beras eks impor dari Pakistan dan Thailand. Buwas pun menunjukkan kualitas beras yang disimpan di gudang bebas dari kutu, tidak berbau, apalagi dalam keadaan busuk.

"Semua beras di gudang ini akan kami proses melalui mesin rice to rice sehingga tidak ada lagi cerita beras Bulog berkutu dan bau," kata Mantan Kepala BNN tersebut.

Ada pun untuk menjaga stabilisasi harga beras medium, Perum Bulog di seluruh wilayah terus aktif melaksanakan Program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) Beras Medium atau dikenal dengan operasi pasar. Realisasi pelaksanaan KPSH sejak Januari sampai dengan Rabu (26/2) sebesar 300.000 ton.

Kegiatan KPSH dilaksanakan setiap hari secara masif melalui pengecer di pasar tradisional, retail modern, jaringan Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK), sinergi BUMN serta distributor sehingga mampu menahan laju kenaikan harga beras hampir selama tahun 2019.

Bulog juga sudah turut serta dalam memasok beras untuk Program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Penyaluran beras BPNT dilakukan melalui e-warong dan agen Himbara (Agen Brilink dan Agen 46) serta melalui RPK (Rumah Pangan Kita). Sampai Rabu (56/2) Bulog telah menyalurkan beras BPNT sebanyak 43.000 ton.

Baca juga: Bulog salurkan 400.000 ton beras CBP untuk diolah jadi tepung
Baca juga: Peneliti apresiasi rencana Bulog salurkan beras premium di BPNT

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020