MRT Jakarta tidak akan bisa mendapatkan penghasilan dan laba yang besar bila tidak memperhatikan keselamatan dan keamanan. Untuk itu, pihaknya juga berterima kasih kepada para mitra yang juga telah menjaga terkait dengan aspek tersebut.

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengemukakan bahwa aspek keamanan dan keselamatan selalu diperhatikan oleh manajemen PT MRT Jakarta karena penting dalam operasionalisasi MRT Jakarta.

"Safety adalah bisnis kami," kata William Sabandar dalam ajang Safety, Health, Environment Security (SHES) Award PT MRT Jakarta yang digelar di Jakarta, Kamis.

Menurut William, MRT Jakarta tidak akan bisa mendapatkan penghasilan dan laba yang besar bila tidak memperhatikan keselamatan dan keamanan. Untuk itu, pihaknya juga berterima kasih kepada para mitra yang juga telah menjaga terkait dengan aspek tersebut.

Ia mengatakan, pada ajang yang sama tahun lalu, terdapat 8 kontraktor mitra yang menandatangani kerja sama. Sedangkan pada tahun ini, ada 17 mitra di mana sebanyak 16 mitra terkait dengan kegiatan layanan dan hanya satu mitra di konstruksi.

Ia juga mengatakan, MRT Jakarta telah mendapatkan sertifikasi ISO terintegrasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Sistem Manajemen Mutu.

Baca juga: Dirut MRT Jakarta: Kepuasan pengguna sampai 82,9 persen

William menyatakan, pihaknya mendapatkan apresiasi karena MRT Jakarta tetap beroperasi lancar ketika banyak wilayah di ibukota yang tergenang banjir.

"Proses yang kita dapatkan hari ini adalah kontribusi dari awal, bukan hanya dari hari ini saja. Memproteksi MRT Jakarta dari banjir mulai dari proses planning perencanaan," katanya dan menambahkan, begitu pula dengan perencanaan MRT Fase 2 juga akan betul-betul memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan kerja.

Sebelumnya Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menuturkan tahapan konstruksi MRT Fase 2A dari Bundaran HI ke Stasiun Kota yang dimulai dari penandatanganan kontrak paket pertama, yakni dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) dan telah dimenangkan oleh konsorsium Shimizu dan PT Adhi Karya.

Usai penandatanganan tersebut di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Senin (17/2), ia menjelaskan bahwa tahun ini akan dilakukan investigasi struktur tanah dan utilitas oleh para kontaktor.

"Kegiatan persiapan sudah berjalan, sudah banyak pagar berdiri itu pekerjaan sudah jalan. Ini juga dilakukan 'soil investigation', menginvestigasi lagi kondisi tanahnya. Dari hasil itu bisa mendetilkan desain "tunnelling'-nya seperti apa," kata Silvi.

Dia menyebutkan investigasi itu bisa memakan waktu enam hingga sembilan bulan mengingat kondisi lintasan melewati bangunan tua, cagar budaya, aliran Sungai Ciliwung dan struktur tanah lunak di Jakarta Utara.

Pengeboran juga akan lebih dalam dari Sungai Ciliwung, yakni 30 meter dari permukaan tanah.

Agar tidak mengganggu mobilitas publik, Silvia mengatakan, nantinya akan dibuat dek di atas Sungai Ciliwung yang apabila telah selesai akan kembali dibongkar. Selain itu juga akan dilakukan pembersihan lokasi konstruksi (set clearance) dengan merelokasi fasilitas publik yang ada.

Baca juga: Penataan empat stasiun MRT-KAI ditargetkan rampung Maret 2020

Sebelumnya, PT MRT Jakarta juga telah menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam kerja sama pertukaran informasi mengenai informasi cuaca untuk mengantisipasi lebih dini potensi bencana alam guna meningkatkan aspek keselamatan.

“Dengan kerja sama pertukaran informasi, kami bisa mendapatkan informasi dan melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi dalam kaitan operasi MRT Jakarta dan untuk konstruksi kita ingin mendapatkan data yang lebih dini dan lebih valid tentang gejala-gejala alam yang berdampak keselamatan dan keamanan MRT Jakarta,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam sambutannya di Jakarta, Rabu (5/2).

William menambahkan, pihaknya sudah memiliki pengalaman penanganan banjir pada awal tahun 2020 dan akan lebih bisa diantisipasi lagi karena sistem informasi dari MRT dan BMKG sudah terkoneksi.

Selain itu, lanjut dia, kerja sama tersebut juga sebagai langkah awal untuk mempersiapkan konstruksi proyek MRT Fase II agar lebih bisa dicegah potensi bencana alam mengingat 30-40 meter terowongan akan melintasi wilayah Jakarta Utara di mana kawasan pantai.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020