Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Menara Jakarta setinggi 558 meter yang terhenti akibat krisis ekonomi tahun 1998 akhirnya dilanjutkan.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengungkapkan bahwa pembangunan gedung tertinggi di Jakarta itu akan dilanjutkan dan saat ini tengah dilakukan pembangunan tahap selanjutnya.

"Ternyata memang sudah ada progress, sudah ada pondasi untuk menara yang tingginya 558 meter itu," kata Gubernur di Balaikota Jakarta, Jumat.

Pihak developer disebut Fauzi menyatakan masih berminat untuk mengembangkan Menara Jakarta dan bahkan telah menyiapkan tahapan-tahapan selanjutnya.

"Tapi kita minta konsepnya agak sedikit berbeda dengan konsep awal sehingga ijin-ijinya perlu disesuaikan," ujarnya.

Keberadaan menara itu disebut Gubernur sudah mendesak sifatnya untuk Jakarta sebagai pusat transmisi permanen seperti yang dimiliki kota-kota besar di negara lain seperti Seoul, Shanghai, Toronto dan Paris.

" Mengapa saat ini saya mendesak ini? Artinya menara itu memang mendesak untuk kota Jakarta. Sebenernya kalau kita punya menara permanen seperti itu kan kebutuhan menara transmisi yang tinggi-tinggi yang sekarang ada di Kebon Jeruk yang dipermasalahkan oleh masyarakat kan jadi terselesaikan," paparnya.

Namun bukan hanya membangun menara, Gubernur menekankan agar ada dukungan jaringan dari jaringan fiber optic untuk seluruh Jakarta untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang komunikasi.

"Sehingga dengan begitu kesemrawutan yang saat ini dikritik oleh warga ini bisa akan dikurangi, jadi kabel-kabel akan berkurang, menara-menara yang sekarang kaya menjamur dimana-mana itu tentu akan tidak diperlukan lagi kalau kita punya fiber optic tadi," katanya.

Dengan menjadikan Menara Jakarta sebagai pusat kontrol transmisi, Gubernur berharap agar penertiban menara BTS yang direncanakan dapat dilaksanakan.

Menara BTS diharap dapat diganti dengan "repeater" kecil yang dapat ditempel di gedung sehingga membebaskan ibukota dari "hutan menara" yang dikhawatirkan terjadi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009