Jakarta (ANTARA) - Frank Warren yang menjadi promotor juara dunia tinju kelas berat WBC Tyson Fury kecewa jika Deontay Wilder menggunakan opsi tarung ulang melawan Fury karena Warren ingin Fury bertarung dulu menghadapi juara dunia kelas berat tiga versi Anthony Joshua.

Wilder dihentikan oleh petinju Inggris tersebut pada tarung ulang pertama Sabtu pekan lalu di Las Vegas, tetapi klausul dalam kontrak tarung ulang itu juga memuat opsi bahwa Wilder berhak meminta tarung ulang lainnya.

Wilder sudah menyatakan untuk baku hantam lagi dengan Fury tetapi Warren malah ingin Fury bertarung melawan Anthony Joshua.

Baca juga: Tyson Fury hentikan Wilder pada ronde ketujuh

Baca juga: Wilder sebut kostum seberat 18kg biang kerok kekalahannya

"Saya memilih langsung bertemu Joshua, tetapi begitulah kontraknya," kata dia seperti dikutip BBC.

Berbicara kepada BBC Radio 5, Warren menambahkan, "Itu semestinya merupakan kehormatan kecuali kami bisa mencapai akomodasi untuk dia untuk mengesampingkannya. Kami bisa saja membayar dia untuk melewatkannya jika dia ingin melakukan itu, tetapi itu pilihan dia."

Fury dan Wilder menggelar tarung ulang pertama setelah seri pada Desember 2018. Fury akhirnya merebut gelar WBC dari Wilder pada tarung ulang pertama itu namun kemudian dia mengkambinghitamkan kostum khusus yang dikenakannya saat menuju dan naik ring sebagai faktor yang mempengaruhinya kalah melawan Fury.

Wilder mempunyai waktu 30 hari sejak Sabtu lalu saat dikalahkan untuk mengaktifkan klausa tarung ulang dalam kontrak laga itu.

Warren mengira Wilder dimotivasi oleh uang dan karena masih yakin bisa mengalahkan Fury.

Warren mengatakan jika Wilder bersikeras untuk tarung ulang, maka kubu Tyson siap meladeninya, walaupun "Saya tadinya ingin pertarungan ulang itu akhir tahun ini saja, mengingat Anthony Joshua tak bisa dikalahkan oleh siapa pun."

Baca juga: Wilder pensiun jika Fury buktikan sesumbarnya

Baca juga: Tyson Fury cerca Anthony Joshua soal tanding ulang

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020