Medan (ANTARA News) - Irjen Pol Nanan Soekarna melakukan aksi bungkam atau menolak memberikan pernyataan kepada wartawan terkait pencopotan dirinya dari jabatan Kapolda Sumatera Utara (Sumut).
Orang nomor satu dijajaran Polda Sumut itu terlihat buru-buru masuk menuju mobil dinasnya sambil memegang telepon seluler menerima telepon yang masuk, usai mengantarkan rombongan Komisi III DPR di ruang VIP Bandara Polonia, Medan, Jumat.
Padahal selama ini sosok Nanan Soekarna dikenal sebagai orang yang bersahabat kepada berbagai kalangan termasuk kalangan insan pers di Sumut dan tidak segan-segan meluangkan waktunya menjawab semua pertanyaan wartawan.
Setelah dilantik menjadi Kapolda Sumut pada 27 Agustus 2008, Nanan Soekarna yang sebelumnya menjabat Stah Ahli Kapolri Bidang Sosial Politik sejak tahun 2006 serius memulihkan citra negatif kepolisian di Sumut dan dengan tegas menyatakan anti praktik KKN.
Ketua Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan pernah menyatakan Irjen Pol Nanan Soekarna merupakan calon pemimpin Polri (Kapori, red) masa depan yang disampaikan pada malam pisah sambut Kapolda Sumut dari Irjen Pol Nurudin Usman kepada Irjen Pol Nanan Soekarna di Medan pada 30 Agustus 2008.
Menurut Panjaitan, jabatan Kapolri umumnya dijabat oleh perwira yang pernah meraih gelar Adhymakayasa atau lulusan terbaik Akademi Kepolisian sebagaimana sosok Jenderal Pol Sutanto yang juga pernah meraih gelar itu pada tahun 1973 dan Nanan Soekarna menerimanya tahun 1978.
Namun Kapolri Jendral Pol Bambang Hendarso Danuri memutuskan untuk mencopot jabatan Kapolda Sumut Irjen Pol Nanan Soekarna dan Kapoltabes Medan Kombes Anton Suhartono sebagai buntut tewasnya Ketua DPRD Sumut H Abdul Azis Angkat dalam unjuk rasa anarkis Selasa (3/2) di Gedung DPRD Sumut.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009