Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai perayaan Cap Go Meh sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dari bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa majemuk yang memiliki nilai-nilai luhur. "Bangsa kita yang majemuk memiliki tradisi yang baik. Tradisi merayakan tahun-tahun baru, seperti tahun baru Masehi, tahun baru Hijriah, tahun baru Saka dan tahun baru Imlek. Semua perayaan itu sesungguhnya merupakan ekspresi dari rasa syukur sekaligus permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Presiden dalam perayaan Cap Go Meh Bersama Indonesia Bersatu di Hall D, Jakarta International Expo (JIExpo), Jumat malam. Presiden juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia terus meningkatkan semangat dan karya untuk membangun bangsa, mengembangkan seni dan budaya yang agung dan mewujudkan ekonomi kreatif yang berbasis budaya. Dalam sambutannya, Presiden Yudhoyono yang malam itu mengenakan kemeja lengan panjang berwarna merah memberikan apresiasi positif pada tema dari festival Cap Go Meh yang dipilih yaitu "Indonesia Bersatu, Terima Kasih Indonesiaku". "Jika bangsa Indonesia sungguh bersatu, pasti, dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, negara kita akan maju. Mari kita perkuat dan perkokoh persatuan bangsa kita dengan cara saling sayang menyayangi, saling hormat menghormati perbedaan dan tolong menolong dengan kesetiakawanan yang tinggi," ujarnya. Sebelumnya, dalam laporannya Pembina Forum Bersama Indonesia Tionghoa Murdaya Poo mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa Indonesia saat ini telah memiliki payung hukum yang mengatur mengenai sanksi pidana terhadap diskriminasi etnis. "Kepada setiap orang yang dengan sengaja melakukan perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis mendapat pidana tambahan," katanya seraya berharap pelaksanaan UU tersebut dapat berjalan dengan lancar karena sangsinya sangat jelas. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa "tema "Indonesia Bersatu, Terima Kasih Indonesiaku" merupakan wujud apresiasi masyarakat Tionghoa kepada bangsa Indonesia dengan disahkannya UU No. 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis. "Seluruh warga Tionghoa di Indonesia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia bersama termasuk DPR-RI atas diundangkannya Undang-undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," katanya. Ungkapan terima kasih tersebut, diwujudkan dalam bentuk penghargaan yang diserahkan kepada Presiden Yudhoyono yang malam itu didampingi oleh Ibu Ani yang mengenakan kebaya berwarna merah, warna utama perayaan Cap Go Meh, oleh Murdaya Poo. Pada acara yang tetap dihadiri oleh ribuan warga Tionghoa sekalipun hujan mengguyur Jakarta semenjak sore hari itu selain ditampilkan berbagai lagu dan tarian dari budaya Tionghoa, juga ditampilkan drama musikal yang menggambarkan eksistensi warga Tionghoa yang kini sudah memiliki hak yang sama dengan suku dan etnis lain yang ada di Indonesia. Dalam drama musikal yang didukung oleh sejumlah artis antara lain Titiek Puspa, Iga Mawarni, Helena, Judika Idol, Koko Cici Jakarta, Profile Dance Project dan sebagainya itu disampaikan pula seruan agar masyarakat tidak golput dalam pemilu 2009 serta kebijakan penurunan BBM sebanyak tiga kali oleh pemerintah yang menguntungkan rakyat. Perayaan puncak Cap Go Meh itu digelar bersamaan dengan Jakarta Oriental Festival yang berlangsung dari tanggal 4 sampai dengan 8 Februari 2009, yang menyajikan sejumlah produk mulai dari makanan, minuman, produk herbal, furniture, telepon seluler, otomotif, hingga properti. Turut mendampingi Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono adalah sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu antara lain Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Mari Elka Pengestu, serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009