Jakarta (ANTARA News) - Para petani dalam Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) mengaku resah oleh masuknya bawang merah asal Thailand melalui pelabuhan Dumai.
Ketua Umum APBMI Agusman di Jakarta, Jumat mengatakan, dalam Januari-Maret stok bawang merah konsumsi dan benih umbi yang biasanya ditangkarkan untuk kebutuhan benih sudah tersedia dalam jumlah cukup.
Dari perhitungan APBMI, pada 2009 kebutuhan benih umbi bawang merah diperkirakan sebesar 4.000 ton masing-masing 1.000 ton dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, 1.500 ton dari Jawa Barat, dan selebihnya dari daerah lain.
Bawang merah yang masuk melalui Dumai, dari bentuk fisiknya, banyak yang masih berupa bonggolan lengkap dengan akar dan daun.
"Itu jelas melanggar SK Permentan No 18/2008 tentang pengaturan benih umbi yang seharusnya diawasi secara ketat dan masuk dengan dokumen yang ketat pula," katanya.
Dari informasi yang diperelohnya bawang merah yang masuk Dumai hingga kini sudah mencapai 2.800 ton yang dibawa melalui kapal-kapal kecil dari Malaysia.
Dia menuturkan dari pengamatan langsung ke Dumai, bongkar muat bawang merah terlihat sekitar pukul 10.00 WIB di pelabuhan kecil, 300 meter dari Jl Teduh ke arah barat.
Dari kapal kayu itu bawang merah diangkut untuk dipindahkan ke truk yang sudah menunggu di bibir dermaga guna diangkut ke pasar.
Agusman menyatakan, pedagang bawang merah di kios pasar Sukajadi Dumai mengaku bawang merah yang mereka jual memang dari Thailand.
Bawang merah tersebut dibedakan dalam beberapa kelas yaitu tipe 600, 800, 900 dan jumbo dengan harga antara Rp4.000 - 7.000 per kg dan biasanya dikirim ke Sumatera Barat dan Solo.
"Apabila bawang merah asal Thailand itu masuk ke Brebes akan mengakibatkan harga bawang merah anjlok ke tingkat yang sangat rendah. Itu sangat merugikan petani," kata Dul Hadi, Ketua Kelompok Tani Sisalam yang juga bendahara APBMI.
Berdasarkan data Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian, saat ini tingkat produkitivitas bawang merah di Brebes semakin menurun yang pada 2005 masih mampu menghasilkan 10 ton per hektare dengan biaya per hektar Rp35juta.
Sedangkan total produksi bawang merah nasional tahun 2008 diperkirakan 799.315 ton dengan kebutuhan hanya 511.130 ton sehingga surplus 288.185 ton.
Sementara peta daerah penghasil bawang merah dipasok dari Jabar sebesar 118.795 ton (16 persen), Jateng 202.692 ton (28 persen), Jatim 233.098 ton (32 persen), DI Yogyakarta 21.444 ton (3 persen) dan Luar Jawa 156.363 ton (21 persen). (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009