Jakarta, (ANTARA News) - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S. Goeltom mengatakan banyak faktor menyebabkan pelemahan rupiah dan sebagian besar merupakan faktor global.
"Secara internasional terjadi keketatan supply dolar AS sehingga hampir semua mata uang melemah termasuk Rupiah, jadi lebih banyak faktor global," kata Miranda di Gedung Depkeu Jakarta, Jumat.
Miranda mengatakan, setiap kali negara-negara maju OECD atau AS mau mengumumkan kebijakan moneter, angka employment, atau kerugian perusahaan, pasar langsung berjaga-jaga.
"Kalau market berjaga-jaga, artinya mereka tidak mau terjadi keketatan supply dolar AS, di dalam negeri juga terjadi keketatan sehingga tidak ada supply yang mengakibatkan rupiah melemah," katanya.
Sementara itu mengenai asumsi sementara dalam usulan perubahan APBN 2009 yang ditetapkan sebesar Rp11.000 per dolar AS, Miranda mengatakan, asumsi dalam APBN merupakan angka rata-rata dalam setahun.
"Asumsi dalam APBN kan merupakan angka rata-rata dalam setahun, kalau rata-rata Rp11.000 masih achievable (dapat diterima)," katanya.
Sementara itu mengenai realisasi bilateral swap arrangement (BSA) untuk memperkuat cadangan devisa, Miranda meminta semua pihak bersabar menunggu hasil perundingan.
"Tadi memang ada pembahasan macam-macam antara pemerintah, BI, dan Jepang untuk melihat kerjasama apa yang bisa dilakukan," kata Miranda.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009