Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, cenderung stabil, meski sempat menguat saat pasar dibuka, namun kembali melemah karena tekanan pasar masih cukup kuat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp11.755/11.805 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.760/11.780 atau naik lima poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat, mengatakan, pasar semula positif terhadap rupiah, karena pelaku mencoba berspekulasi untuk melepas dolar di pasar.

Hal ini terlihat ketika pasar dibuka rupiah langsung menguat sebesar 25 basis poin menjadi Rp11.735 per dolar, namun dalam perdagangan yang berlangsung 25 menit rupiah kembali terkoreksi, katanya.

Rupiah, menurut dia, memang masih belum bisa bergerak naik, karena sentimen negatif pasar masih tetap tinggi, apalagi setelah ada laporan bahwa pertumbuhan ekspor Indonesia merosot.

Faktor tersebut memberikan tekanan kepada pelaku pasar bahwa ekonomi Indonesia semakin memprihatinkan yang mendorong pelaku pasar lebih cenderung membeli dolar, ucapnya.

Krisis ekonomi global, katanya, merupakan faktor utama yang menekan pertumbuhan ekspor Indonesia, akibat berkurangnya permintaan terhadap komoditi ekspor nasional dari pasar global, terutama dari Amerika Serikat dan Eropa.

Karena itu pemerintah berusaha mencari pasar baru di kawasan Eropa Tengah yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, ucapnya.

Ia mengatakan, pelaku pasar sebenarnya ingin melepas dolar AS untuk mencari untung setelah dua pekan lalu mata uang asing itu menguat hingga mendekati angka Rp12.000 per dolar AS.

Namun para analis memperkirakan dolar AS akan mengalami kesulitan untuk bisa mencapai level Rp.12.000 per dolar AS, karena Bank Indonesaia akan berusaha menahannya.

Bank Indonesia kemungkinan akan melakukan intervensi pasar untuk menjauhi rupiah pada level tersebut dan kembali ke posisi Rp11.000 per dolar AS.

Meski demikian, sepanjang semester pertama 2009 rupiah diperkirakan akan masih terpuruk dan berpeluang besar menuju ke arah Rp12.000 per dolar AS, tuturnya. (*)

Copyright © ANTARA 2009