New York (ANTARA News) - Harga minyak naik, Kamis, seiring dengan menguatnya sebagian besar pasar yang didorong harapan para investor bahwa rencana pemerintah Obama mengangkat sistem finansial akan membantu bank-bank menghentikan kerugian dan mengucurkan kembali kredit.Para senator AS yang membahas paket stimulus itu mengemukakan mereka telah sepakat paket akan mencapai 800 miliar dolar sebagaimana yang diinginkan Presiden Barack Obama.Pemimpin Senat, Harry Reid menyatakan keyakinannya paket tersebut akan memperoleh persetujuan."Saham-saham menguat kembali, namun kemampuan pasar minyak mempertahankan harga pada angka 40 dolar dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan terdapat sedikit sentimen bahwa segala sesuatu akan membaik," kata Gene McGillian, seorang analis pada Tradition Energy di Stamford, Connecticut, seperti dilaporkan Reuters.Minyak mentah AS naik 20 sen menjadi 40,52 dolar per barel pada pukul 02:02 waktu setempat atau 02:02 WIB Jumat. Minyak Brent di pasar London naik 1,80 dolar per barel menjadi 45,95 dolar per barel.Harga minyak sebelumnya telah menurun, terimbas data ekonomi yang tak menggembirakan sehingga meningkatkan kecemasan atas kemungkinan merosotnya permintaan minyak.Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan angka klaim sementara atas jaminan asuransi pengangguran negara pada pekan yang berakhir 31 Januari naik 35.000 menjadi 626.000, angka tertinggi sejak pekan yang berakhir 30 Oktober 1982 dan di atas perkiraan para analis yang meramalkan pada angka 585.000.Harga minyak telah anjlok dari rekor tinggi di atas 147 dolar per barel yang dicapai pada Juli 2008, di tengah merosotnya permintaan.Organisaasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah sepakat memangkas produksinya sebanyak 4,2 juta barel per hari (bpd) dari level pada September.Kartel itu siap menurunkan lagi produksinya pada pertemuan bulan depan. Sebuah sumber OPEC mengungkapkan pemotongan prduksi sebanyak 1 juta bpd kemungkinan akan dibahas.Pada Rabu, data pemerintah AS memperlihatkan persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu melonjak 7,2 juta barel. Ini merupakan rekor kenaikan tertinggi dalam 18 bulan terakhir dan hampir dua kali lipat dari perkiraan para analis serta kenaikan mingguan keenam berturut-turut, menyusul semakin menurunnya permintaan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009