Dumai, Riau, (ANTARA News) - Kabut asap tebal menutupi wilayah Kota Dumai, Riau, sejak usai magrib dan menyebabkan jarak pandang hanya beberapa meter saja sedangkan udara berbau asap dan memedihkan mata. "Kabut asap muncul tiba-tiba saja, makin malam makin tebal. Selain memedihkan mata juga menyebabkan kita mencium bau asap," kata Firman, salah seorang warga Dumai, Kamis malam. Ia mengetahui udara tertutup kabut asap karena sejak sore berada dalam perjalanan menuju kota dari Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Saat sore tadi udara di kawasan peisisir timur Sumatera itu cerah, namun usai magrib kabut asap seperti tiba-tiba menyelimuti kota, tebal dan menghalangi jarak pandang. "Saking tebalnya kabut asap jarak pandang hanya berkisar 50 meter. Saya beberapa kali berhenti di jalan karena mata saya pedih dan berair," ujar Firman. Ia mengatakan, saat berada di jalan lintas Pelintung-Dumai itu ia juga harus ekstra hati-hati dalam mengendarai kendaraan sepeda motornya karena jarak pandang yang terbatas. Menurut dia, sejak pertengahan Januari 2009 kabut asap menutupi wilayah Dumai namun tidak begitu tebal dan dalam sepekan terakhir udara kota Dumai cerah karena turunnya hujan. "Namun, sangat mengherankan tiba-tiba muncul kabut asap menyelimuti kota," katanya. Padahal, lanjut Firman, sepanjang jalan lintas Pelintung Dumai yang baru dilewatinya sejak sore itu, tidak terlihat kebakaran di areal lahan atau belukar yang ada di sepanjang jalan lintas yang menghubungkan Kota Dumai - Kabupaten Bengkalis. Komandan Operasional Lapangan Manggala Agni Riau, Jasman saat dihubungi mengatakan belum mengetahui kembali terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Dumai. "Saya belum tahu ada tidaknya kebakaran karena saya masih dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Dumai," ujar Jusman. Tim Manggala Agni sejak tiga pekan terakhir memuka posko di Dumai karena kebakaran lahan dan hutan, namun dalam sepekna terakhir tim tidak bekerja memadamkan api karena tidak adanya lagi lahan yang terbakar. "Tapi jika kabut asap di Dumai tebal, kami akan turun ke lokasi besok pagi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009