"Kalau sudah seperti itu kita menangis, kembali ke alam gelap, dilihat jelek oleh negara-negara lain," ujar Presiden dalam pidatonya pada kunjungan kerja ke PT Sinar
Sosro, Bekasi, Kamis.
Presiden menekankan pemerintah telah bekerja keras untuk memulihkan stabilitas sosial dan politik pasca krisis moneter 1998.
Presiden mengingatkan, banyak kerusuhan terjadi di beberapa wilayah Indonesia dan negara-negara sedunia memandang jelek Indonesia sebagai lautan anarki.
Untuk itu, ia meminta semua pihak agar tidak lagi menganggu stabilitas sosial dan politik yang telah susah payah diciptakan dan dijaga.
"Kita bekerja siang malam memulihkan stabilitas sosial politik masyarakat. Dengan kerja keras kita, semua secara bertahap dapat dipulihkan. Ketika sedang dalam keadaan baik, jangan dirusak kembali," tuturnya.
Presiden Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atasperistiwa di Gedung DPRD Sumut yang mengakibatkanmeninggalnya Ketua DPRD Sumut, Abdul Azis Angkat.
"Satu jam setelah menerima berita itu, saya langsung menginstruksikan agar dilakukan sesuatu untuk mencegah bentrok yang lebih serius," ujarnya.
Presiden mengingatkan di alam keterbukaan pasca reformasi, menyalurkan aspirasi dan kebebasan berpendapat harus dilakukan sesuai dengan aturan tanpa aksi anarki.
Menjelang Pemilu 2009, Presiden berharap semua pihak dapat memelihara ketertiban dan keamanan sehingga suasana sosial politik tetap teduh dan damai.
"Sikap saya jelas. Saya hormati demokrasi, tetapi saya menentang anarki," ujarnya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009