"Pembekalan selama satu bulan untuk para prajurit yang terlibat dalam penugasan ini bisa dikatakan sudah selesai dan akan ditutup, Jumat, 6 Februari 2009," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Kamis.
Ia mengemukakan, beberapa waktu lalu, KRI Diponegoro dan 110 prajurit telah melakukan praktek penugasan di Laut Jawa selama dua hari. Sebelumnya, ratusan prajurit itu menerima pembekalan materi secara teori mengenai penugasan di daerah konflik.
"Mengenai pemberangkatannya ke Lebanon, sampai sekarang belum bisa dipastikan. Kemungkinan berangkat tanggal 12 atau 13 Februari. Namun demikian, kami masih menunggu kepastian itu dari Mabes TNI AL," katanya.
Ia mengemukakan, selama menunggu jadwal keberangkatan, para awak KRI Diponegoro maupun prajurit lainnya masih terus melakukan pengecekan kesiapan kapal maupun keperluan personel yang berkaitan dengan tugas mereka di Lebanon.
Menurut Kadispen, KRI Diponegoro akan bergabung dalam misi perdamaian PBB bersama dengan beberapa kapal perang dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, Portugal, Belanda dan Italia.
Mengutip pernyataan Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono, ia mengemukakan, keterlibatan unsur prajurit matra laut dan kapal perang RI yang untuk pertama kalinya itu merupakan kepercayaan dari PBB sehingga menuntut kesiapan prajurit TNI AL.
"Mereka harus dapat bekerjasama dalam suatu gugus tugas dengan angkatan laut negara-negara Eropa yang merupakan anggota NATO. Kemampuan gugus tugas ini harus memenuhi standar maupun kriteria yang ditetapkan PBB," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009