Sampai jam 06.00 WIB tinggi air masih 50 sentimeter
Jakarta (ANTARA) - Tidak kurang dari 100 kepala keluarga di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, masih menempati lokasi pengungsian akibat banjir yang belum surut, Rabu siang.
Informasi tersebut disampaikan Ketua RW 04 Irwan Kurniadi saat dijumpai Antara di kediamannya.
Irwan mengatakan 100 kepala keluarga yang masih bertahan di lingkungan Kampus Universitas Borobudur berasal dari warga yang tinggal di dekat Kali Sunter.
"Rumah-rumah mereka di dekat Kali Sunter masih terendam banjir kurang lebih 50 sentimeter. Sampai jam 06.00 WIB tinggi air masih 50 sentimeter," katanya.
Baca juga: Sekolah korban banjir di Jaksel sudah beraktivitas normal
Berdasarkan informasi dari pengelola Universitas Borobudur, jumlah pengungsi yang menempati area parkir kendaraan serta musala saat ini semakin berkurang.
Jumlah pengungsi di Universitas Borobudur saat terjadi banjir, Selasa (25/2) mencapai 650 kepala keluarga.
"Sekarang tersisa sekitar 600-an jiwa dari 100 KK di Universitas Borobudur," kata Irwan.
Sementara itu sebagian pengungsi dari RW05, RW08, RW10, RW11, RW12 dan RW13 telah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Baca juga: Sebagian korban banjir Cipinang Melayu sudah kembali ke rumah
Pantauan di lokasi warga yang kembali ke rumah mulai membenahi perabotan serta membersihkan lumpur dari dalam rumah.
Sebagian warga ada pula yang memanfaatkan air dari selokan untuk membersihkan perabotan rumah seperti kursi dan meja.
"Airnya masih susah, pompa saya mati kerendam. Jadi pakai yang ada dulu," ujar warga RW10, Siti (44).
Baca juga: Banjir Jakarta surut, beberapa jalan masih tergenang
Sejumlah truk tangki pembawa air bersih dari sejumlah instansi terkait tampak berdatangan ke lokasi rumah warga untuk memberikan bantuan air.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020