Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan Hamas telah merampas ratusan bingkisan makanan dan ribuan selimut yang diperuntukan bagi warga sipil Gaza.

"Pada 14.30 tanggal 3 Februari, sekitar 3.500 selimut dan 406 bingkisan makanan telah disita dari sebuah gudang distribusi di Beach Camp di Gaza oleh petugas kepolisian," demikian UNRWA.

"Peristiwa ini terjadi setelah staf UNRWA menolak menyerahkan suplai makanan ke kementerian urusan sosial yang dikendalikan Hamas. Polisi kemudian mendobrak gudang tersebut dan menguasai paksa bantuan itu. Sedianya bantuan akan disalurkan ke limaratus keluarga di kawasan itu," kata UNRWA.

"UNRWA mengecam sekeras-kerasnya penyitaan suplai bantuan itu dan menuntut bantuan-bantuan dikembalikan secepatnya."

Menteri Sosial Ahmed al-Kurd yang berasal dari Hamas secara tidak langsung mengonfirmasukan bantuan yang dirampas itu dengan menyatakan bahwa bantuan itu seharusnya disalurkan ke wilayah yang lebih banyak penduduknya, bukan hanya untuk mereka yang telah mendapat status pengungsi dan berhask atas bantuan UNRWA.

"Pemerintahan Hamas adalah pihak paling bertanggungjawab bagi penyaluran dan supervisi bantuan tanpa memandang bulu. Kamilah yang bertanggungjawab atas nasib 1,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza. Kami menolak perlakuan yang membeda-bedakan," kata Ahmed.

Menteri Kesejahteraan Sosial Israel Isaac Hertzog menyebut insiden itu sebagai bukti bahwa Hamas berupaya memperpanjang penderitaan hidup warga Gaza dan menggunakan upaya apapun untuk memperburuk penderitaan itu.

Pada hakikatnya, semua bantuan yang disalurkan ke Gaza berasal dari PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya.

Pengiriman bantuan itu dikecualikan dalam blokade Gaza oleh Israel tetapi negara ini telah menghentikan konvoi bantuan untuk masuk ke wilayah yang dikepungnya dengan alasan sebagai balasan serangan roket Hamas.

UNRWA memainkan satu peran kunci dalam penyaluran bantuan ke wilayah kantong Palestina yang miskin yang dikuasai Hamas, dan telah memberikan bantuan kepada 900 ribu orang dari 1,5 juta warga Palestina di Gaza.

Badan PBB itu menyatakan mereka adalah penyedia utama kebutuhan dasar --pendidikan, kesehatan, bantuan, dan layanan sosial-- untuk 4,6 juta orang yang terdaftar sebagai pengungsi Palestina di Timur Tengah.

PBB menggambarkan para pengungsi Palestina ini sebagai orang yang kehilangan tempat tinggalnya dan mata pencahariannya sebagai hasil dari konflik Arab-Israel yang meletus segera setelah pembentukan negara Israel pada 1948, dan anak cucunya.

Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad, Rabu, mengumumkan satu program bantuan senilai 600 juta dolar AS yang dibiayai oleh para donor untuk membangun kembali Gaza setelah serangan gencar Israel selama 22 hari ke jalur wilayah pepantaian sempit itu.

Salam mengatakan bahwa Otoritas Palestina telah memberikan 50 juta dolar AS kepada PBB untuk disalurkan dalam bentuk tunai agar keluarga-keluarga Palestina bisa memperoleh pemondokan sementara sampai rumah mereka diperbaiki.

Gara-gara blokade Israel, Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat menghadapi kesulitan besar dalam mendapatkan dana tunai untuk wilayah miskin itu, dari mana kekuatannya diusir oleh Hamas pada Juni 2007. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009