Denpasar (ANTARA News) - Tim Balai Arkeologi Denpasar, kembali menemukan sarkofagus keempat dan tengkorak manusia serta tulang binatang saat melakukan evakuasi atas peti mayat dari batu berusia 2.500-3.000 tahun di Subak Abang, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. ANTARA News dari lokasi penggalian dan evakuasi sarkofagus Desa Keramas, Kabupaten Gianyar, Rabu sore melaporkan, peti mayat dari batu temuan keempat dalam tahun 2009 itu berdampingan dengan lokasi temuan sarkofagus pertama yang telah dievakuasi. Tim Balai Arkeologi Denpasar bersama Tim Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), yang melakukan penggalian dan evakuasi atas sarkofagus temuan kedua, sejak Selasa (3/2), menemukan sarkofagus ketiga. Kemudian saat melanjutkan penggalian dan evakuasi temuan sarkofagus ketiga, Rabu (4/2) siang, menemukan sarkofagus keempat berukuran panjang 92 sentimeter, tinggi 47 sentimeter, sedangkan bagian lebarnya sebagian masih tertanam pada kedalaman 1,5 meter hingga dua meter dari permukaan tanah. Kepala Penelitian Balai Arkeologi Denpasar, Ayu Kusumawati, memperkirakan lokasi penemuan sarkofagus merupakan kawasan pemakaman atau kuburan zaman Paleomegalit atau periode awal zaman batu atau kisaran 3.000 tahun lalu hingga sekitar abad pertama Masehi. "Permukaan sarkofagusnya sudah rapih dan halus, sehingga kemungkinan saat itu pembuatannya sudah menggunakan peralatan dari logam seperti besi, perunggu dan sedikit emas. Perkiraan kami sulit kalau pembuatannya hanya menggunakan batu," katanya. Berdasarkan ukuran sarkofagus yang relatif kecil dan bentuk kerangka jenazah di dalamnya, pemakaman di dalam sarkofagus diperkirakan dilakukan dalam posisi jongkok atau menyerupai bentuk bayi di dalam kandungan. Sementara temuan kerangka manusia berupa tengkorak kepala, tulang-tulang dan gigi dalam pemakaman terbuka atau tanpa sarkofagus, di lokasi yang sama, menurut Ayu, juga semakin menguatkan pendapat bahwa pada zaman itu orang dengan status sosial tinggi atau yang mampu, dimakamkan di dalam sarkofagus. Pemakaman menggunakan sarkofagus diperkirakan juga merupakan penguburan sekunder atau yang kedua. Pemakaman pertama secara terbuka, kemudian setelah memiliki sarkofagus, kuburannya digali dan mayat atau kerangka jenazah dimasukkan ke dalam sarkofagus untuk dikuburkan kembali. Mengenai temuan kerangka binatang yang diperkirakan dari jenis lembu atau sapi, Ayu berpendapat bahwa peradaban masyarakat pada awal zaman batu itu sudah memperlakukan secara khusus jenis satwa tersebut. "Namun kami masih perlu mengkaji dan meneliti lebih lanjut," ucapnya. Di dalam sarkofagus temuan kedua berukran 60 x 35 x 60 sentimeter, sudah tidak terdapat tulang atau tengkorak, namun telah berbentuk gundukan tanah yang hampir menyerupai bentuk bayi dalam kandungan. "Ini kemungkinan makam anak-anak, sehingga tulang dan tengkoraknya lebih cepat menjadi tanah," kata Ayu. Sedangkan di dalam sarkofagus temuan ketiga, berukuran 90 x 45 x 60 sentimeter, masih terdapat tengkorak kepala, kerangka tulang hingga bagian gigi, yang juga menggambarkan cara pemakaman menyerupai bentuk bayi dalam kandungan. Dengan temuan sarkofagus keempat itu, sejak dilakukan penelitian atas temuan sarkofagus pertama tahun 1978, di seluruh Bali telah ditemukan 128 sarkofagus dari 12 lokasi/desa. Terbanyak dari Kabupaten Gianyar, termasuk Desa Keramas, mencapai 35 sarkofagus.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009