Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan, dibutuhkan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan Rumah Indonesia di Tokyo sebagai upaya menggalang dukungan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
“Kisaran Rp200 miliar. Kan untuk bangun infrastruktur,” kata pria yang akrab disapa Okto itu di Jakarta, Selasa (26/2).
Angka tersebut memang belum pasti karena KOI masih harus menunggu hasil rapat bersama para stakeholder. Namun timnya telah menyelesaikan rancangan pembangunan Rumah Indonesia di Tokyo nanti.
“Lokasi yang kami incar itu di sebelah ada Nike dan strategis. Luas tanah kosong itu sekitar 1.500 meter tapi pembangunannya menunggu duit pemerintah,"
“Kami sudah ajukan surat. Mudah-mudahan pekan depan sudah bisa rapat dan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo," tuturnya.
Baca juga: KOI pastikan Olimpiade 2020 tetap digelar di tengah isu virus corona
Meski perhelatan Olimpiade 2020 tersisa lima bulan lagi, Okto tidak khawatir dan tetap optimistis jika pembangunan Rumah Indonesia di Tokyo tak akan memakan waktu lama bahkan diperkirakan bisa rampung pada Mei.
“Membangun rumah Indonesia cepat kok bisa dua bulan. Di sana itu membangun mudah, yang sulit adalah izinnya. Maka, Mei harus sudah selesai. Nanti kami buat seringkas dan seefektif mungkin," ucap dia.
Indonesia sedang berupaya menggalang bantuan agar bisa jadi tuan rumah Olimpiade 2032. Salah satu langkah promosi yang dilakukan adalah dengan membangun Rumah Indonesia di Tokyo yang diberi nama Indonesian Village.
Indonesian Village akan dibangun di atas tanah seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya berdekatan dengan Wisma Atlet Olimpiade yang berada di kawasan Harumi, Chou-ku, Tokyo.
Baca juga: KOI belum tentukan anggaran untuk Olimpiade 2020 Tokyo
Baca juga: Jakarta diminta bersiap jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020