Potensi kejatuhan ekonomi dari virus yang dapat menggagalkan penopang AS...
New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena ekspektasi meningkat bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mengurangi tekanan pada ekonomi yang disebabkan oleh wabah Virus Corona China.
Dolar melonjak minggu lalu ke level tertinggi dalam beberapa tahun karena virus menyebar lebih lanjut di seluruh dunia, dengan investor menganggap semua aset AS sebagai safe havens.
Tetapi indeks dolar telah jatuh minggu ini karena safe havens lainnya telah naik ketika para manajer uang sekarang berpikir The Fed mungkin lebih cenderung untuk menurunkan suku bunga karena memiliki ruang paling banyak untuk melakukannya.
Pemotongan suku bunga bersifat inflasi, menurunkan nilai dolar.
Harapan bahwa Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Juni berada di 78,3 persen pada Selasa (25/2/2020), menurut alat FedWatch CME Group. Alat yang sama menunjukkan peluang 4,1 persen bahwa suku bunga akan berada dalam kisaran 150-175 basis-poin saat ini pada Desember, turun dari 28,6 persen sebulan lalu.
"Potensi kejatuhan ekonomi dari virus yang dapat menggagalkan penopang AS telah mendinginkan reli dolar ke tertinggi tiga tahun dengan memukul imbal hasil surat utang ke posisi terendah multi-tahun dan meningkatkan harapan bagi Federal Reserve untuk memberikan lebih banyak pemotongan suku bunga guna menjaga rekor ekspansi yang panjang," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.
Terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, dolar tergelincir 0,401 persen menjadi 98,939, setelah mencapai level tertinggi tiga tahun mendekati 100 pada pekan lalu.
Indeks turun sejalan dengan imbal hasil acuan obligasi 10-tahun AS, yang mencapai titik terendah sepanjang masa, didorong oleh permintaan safe-haven. Pelarian ke tempat yang aman itu juga membuat indeks saham AS jatuh, dengan tiga indeks utama Wall Street turun hampir dua persen pada Selasa (25/2/2020).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Selasa (25/2/2020) memperingatkan warga Amerika mulai bersiap untuk penyebaran virus corona di Amerika Serikat setelah virus mirip flu muncul di beberapa negara.
Terhadap euro, dolar sedikit melemah, terakhir turun 0,28 persen pada 1,088 dolar AS. Indikator pasar untuk volatilitas tersirat dalam euro/dolar berkurang pada Selasa (25/2/2020) setelah naik ke level tertinggi sejak Oktober pada Senin.
Yen menguat 0,61 persen pada 110,04 per dolar.
Yuan China terakhir menguat 0,11 persen pada 7,028 per dolar AS di pasar luar negeri, setelah naik ke tertinggi lima hari di awal sesi.
Baca juga: Harga emas jatuh 26,6 dolar dari tingkat tertinggi 7 tahun
Baca juga: Bursa Saham Inggris anjlok 1,94 persen, terseret saham pariwisata
Baca juga: Bursa saham Prancis terperosok lagi, indeks CAC 40 jatuh 1,94 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020