"Jadi yang perlu dilakukan adalah peningkatan efisiensi.Supaya biaya produksi atau cost production itu rendah," ujar Tanri Abeng di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Bisnis itu selalu berujung ke pasar, dan pada umumnya pasar BUMN itu adalah pasar dalam negeri atau domestik serta tidak banyak BUMN yang menyasar pasar luar negeri.
"Langkah ini perlu dilakukan terlebih dahulu, karena mau menyasar atau berekspansi ke luar negeri saat ini sangat sulit," katanya.
Baca juga: Erick akan merger atau tutup BUMN tak sehat, ini kata Tanri Abeng
Mantan Menteri BUMN itu menilai bahwa sekarang BUMN harus melakukan konsolidasi untuk bisa mengembangkan struktur organisasinya agar ramping, profesional dan bisa maju di tengah wabah Corona yang menghantam perekonomian global.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir meminta Badan Usaha Milik Negara mengantisipasi dampak ekonomi Indonesia dari wabah virus corona.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mencontohkan kunjungan wisatawan dari China yang berkurang akibat penghentian sementara penerbangan dari dan ke China, kemungkinan dapat mengurangi devisa Indonesia.
Menurut Arya, hal ini perlu dilakukan supaya devisa Indonesia tidak mengalami pengurangan, dikarenakan dampak wabah virus corona terhadap sektor pariwisata.
Baca juga: Tanri Abeng: Penunjukan dua wamen BUMN agar BUMN gerak lebih cepat
Sedangkan Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi lebih rendah yaitu pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa revisi perkiraan ini karena adanya penyebaran virus Corona yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Menurut dia, virus Corona tersebut dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional melalui tiga sektor yaitu pariwisata, perdagangan dan investasi.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020