"Hingga saat ini kita masih mempelajari perkembangan perekonomian dunia," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Purbalingga, Saryono, di Purbalingga, Rabu.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri rambut palsu hingga saat ini masih mengerjakan sisa pesanan yang belum terselesaikan, karena belum adanya order baru yang diterima.
Di Purbalingga saat ini terdapat 19 industri PMA yang sebagian besar berasal dari Korea, dan 18 di antaranya merupakan industri rambut palsu (wig) dan bulu mata palsu yang sebagian besar melakukan ekspor ke Amerika.
Saryono mengatakan, krisis finansial global belum berpengaruh secara signifikan terhadap industri rambut palsu di Purbalingga meski dampaknya mulai terasa.
"Kita masih menunggu hingga April, apakah pesanan tetap, meningkat, atau menurun. Namun jika situasi masih tetap seperti ini, menurut saya jumlah pesanan kemungkinan akan mengalami penurunan," katanya.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Perusahaan Rambut Purbalingga, Sudiro mengatakan, hingga saat ini belum ada perusahaan rambut palsu yang melakukan perampingan karyawan.
Meskipun ada yang melakukan, kata dia, hal itu lantaran usia karyawan sudah di atas 50 tahun sehingga mereka dipensiunkan oleh perusahaan.
Seperti yang diketahui, sebanyak 55 karyawan PT Yuro Mustika Purbalingga telah dipensiunkan karena usianya sudah di atas 50 tahun.
"Hal itu sudah lama direncanakan tetapi baru dilaksanakan baru-baru ini. Mereka dipensiunkan karena sudah terlalu tua, bukan karena pengaruh krisis," kata Sudiro yang menjabat salah satu manajer di PT Yuro Mustika.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009