Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan rakyat Indonesia siap menyumbang satu rumah sakit baru di Kota Gaza Palestina.
Untuk mewujudkan itu, dana pemerintah akan digabungkan dengan dana masyarakat yang telah diamanahkan kepada organisasi relawan medis dan kemanusiaan.
Penjelasan itu diungkapkan Kepala Pusat Pengendalikan Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes) dr Rustam S Pakaya, MPH dan anggota Presidium "Medical Emergency Rescue Commite" (MER-C) Indonesia dr Joserizal Jurnalis, SpOT kepada ANTARA di Jakarta, Rabu pagi.
Keduanya memberikan informasi tersebut, setelah melaporkan hasil keseluruhan tugas tim aju kemanusiaan Republik Indonesia (RI), yang di dalamnya tergabung unsur pemerintah, LSM, dan Ormas, dan telah mengemban misi memberikan bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza, kepada Menkes Siti Fadilah Supari.
"Pemerintah RI beserta rakyat Indonesia akan menyumbang satu `Rumah Sakit Indonesia` di Gaza. Tahap pertama (dana bantuan untuk RS itu) Rp20 miliar, rinciannya dari pemerintah RI 10 miliar, sedangkan dari masyarakat Indonesia yang dikumpulkan melalui MER-C Indonesia Rp10 miliar," kata Rustam S Pakaya.
Kemudian, kata dia, juga menyusul dana dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Muhammadiyah dan sebagainya. "Untuk gambar disain rumah sakit sudah bagus," katanya.
Sedangkan Joserizal Jurnalis menambahkan bahwa Menkes telah setuju mengalokasikan dana bantuan dari pemerintah untuk pembangunan "Rumah Sakit Indonesia" di Gaza itu sebanyak Rp10 miliar.
"Beliau menyambut baik sekali pendirian rumah sakit di Gaza, dan berharap kalau bisa segera diwujudkan," katanya.
Menurut dia, dengan adanya rumah sakit tersebut, emungkinan diberi nama "Rumah Sakit Indonesia" itu, maka babak baru hubungan persahabatan antara pemerintah dan rakyat Indonesia dengan Palestina -- setelah hubungan diplomatik dengan dibukanya Kedubes Palestina di Jakarta -- dapat dibangun melalui bidang kesehatan, yang kemudian bsa berkembang pada hubungan lainnya.
Wacana perlunya dibangun satu rumah sakit baru di Gaza, dimunculkan MER-C Indonesia setelah selama sepekan berada di wilayah yang terus dilanda konflik itu mendapati banyak rumah sakit yang hancur dan rusak akibat dihantam peluru kendali pesawat tempur Israel.
Agresi Israel atas Jalur Gaza juga mengakibatkan sekira 1.300 warga Palestina dan 13 orang Israel tewas akibat perang di Gaza itu -- dan ribuan warga Gaza lainnya luka-luka-- sebelum kedua pihak menyatakan mengakhiri pertempuran pada 18 Januari.
Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat serangan 22 hari (sejak 27 Desember 2008). Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada Rabu (21/1).
Setelah melihat kondisi yang ada, kata Joserizal, ia mendiskusikannya dengan staf teknik dan logistik MER-C Ir Faried Thalib, yang kemudian mengerucut pada lahirnya wacana perlunya dibangun satu rumah sakit dimaksud.
Faried Thalib sendiri mengatakan bahwa wacana itu, saat disampaikan kepada Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Mesir Abdurrahman Mohammad (AM) Fachir juga mendapat sambutan yang baik.
"Itu ide yang sangat baik," katanya mengutip pernyataan Dubes. (*)
Copyright © ANTARA 2009