Direktur Festival Sastra Banggai Ama Achmad mengatakan di Luwuk, Selasa, kegiatan ini akan diawali dengan pameran buku pada 21-27 Juni lalu dilanjutkan dengan puncak kegiatan festival 28-30 Juni tahun 2020. Ini membuat Festival Sastra Banggai kali ini lebih spesial karena adanya beberapa kegiatan tambahan.
"Durasi dari praacara sampai selesai menjadi lebih panjang, total 10 hari," tuturnya saat temu media.
Pasar Buku Mini, katanya, untuk memudahkan masyarakat mendapatkan bahan bacaan. Dua bulan sebelum Festival Sastra Banggai, buku-buku akan didatangkan dari Yogyakarta. Dengan begitu, para maniak buku asal Kabupaten Banggai dan sekitarnya bisa memilih buku yang diinginkan sesuai selera masing-masing.
"Orang Luwuk suka baca, tapi akses buku lumayan sulit. Saya pembaca buku dan setiap kali beli buku harus titip ke teman atau pesan dengan ongkos kirim yang lebih mahal dari harga buku," tuturnya.
Selain itu, panitia juga membuka peluang bagi usaha mikro kecil dan menengah untuk memasarkan produknya di lokasi festival. Itu sebagai bentuk merangkul UMKM yang ada di Luwuk. Tujuannya, tidak lain ialah pemberdayaan UMKM dari ruang bisnis itu sendiri.
"Nantinya mereka akan ada sejak tanggal 26 -30 Juni. Pasar jajanan itu akan berlangsung 5 hari," papar dia.
Untuk tema rencananya akan diluncurkan pada 29 Februari mendatang. Panitia juga akan memaparkan tamu-tamu yang akan didatangkan.
"Kami juga merencanakan mendatangkan praktisi bahasa isyarat ke FSB, agar teman-teman bisu tuli bisa terakomodir kebutuhannya,” tuturnya.
Tamu yang akan didatangkan berbeda dengan Festival Sastra Banggai 2019. Sebab, harus menyesuaikan dengan tema besarnya. Ia juga berbangga hati atas dukungan dari media.
"Kami merasa kedatangan teman-teman merupakan dukungan besar bagi FSB, sehingga media mampu mengabarkan hal-hal baik kepada masyarakat terkait kegiatan ini," katanya.
Selain meluncurkan tema, panitia juga akan menggelar konferensi pers di Kota Luwuk dan Makassar. Pelaksanaan temu media di Makassar karena Festival Sastra Banggai menjadi sister festival dengan Makassar Internasional Writers Festival.
Ini kerja-kerja kemanusiaan, kebudayaan, dan literasi. Meski tersengal tapi kami masih punya semangat untuk menyukseskan penyelenggaraan FSB 2020," ujarnya.
Pewarta: Stepensopyan Pontoh
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020