Bandung (ANTARA News) - Banjir yang melanda sentra padi di Jawa Barat seperti Pantura, Cianjur dan Bandung kemungkinan meluas pada Februari 2009 yang diprediksi menjadi puncak musim hujan di kawasan itu.
"Jumlah luasan sawah yang terkena banjir di Jabar kemungkinan meluas pada Februari 2009 ini. Karena termasuk puncak musim penghujan maka diprediksi intensitas dan curah hujannya juga meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat, Helmy Anwar di Bandung, Selasa.
Ia menyebutkan, kawasan yang berpotensi kembali kebanjiran di kawasan Karawang, Bekasi, Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
Selain itu potensi banjir pada puncak musim penghujan saat ini juga kemungkinan terjadi di kawasan Bandung, Cianjur dan Priangan.
"Bila curah hujan tinggi, sungai di kawasan itu meluap. Kita tetap mengantisipasi kemungkinan terburuk," kata Helmy.
Saat ini, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat masih mengumpulkan data banjir dari tiap kabupaten di Jawa Barat.
Berdasarkan data dan laporan terakhir, jumlah areal sawah yang terkena banjir di Jawa Barat totalnya mencapai 38.000 hektare. Sedangkan sekitar 11.000 hektare diantaranya puso atau gagal panen.
"Usia padi yang gagal panen itu bervariasi antara seminggu hingga 90 hari atau siap panen," kata Kadistan Jabar itu.
Untuk meringankan kerugian petani yang sawahnya puso, Pemprov Jabar melalui Gubernur Jawa Barat telah meminta bantuan pupuk sebanyak 300 ton untuk dibagikan kepada para petani itu sehingga bisa mengolah kembali sawahnya.
"Bila curah hujan lebih tinggi pada puncak penghujan, jumlah tanaman padi yang puso juga akan bertambah. Di beberapa lokasi banjir sulit dicegah," katanya.
Namun demikian, kara Helmy, kondisi itu tidak akan mengurangi target kenaikan produksi padi Jabar sebesar 6,8 persen menjadi 10,7 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan produksi padi tahun 2008 sebanyak 10,14 juta ton GKG.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009