Medan (ANTARA News) - Ketua Dewan Penasihat DPP Partai Golkar, Surya Paloh menilai kematian Ketua DPRD Sumatera Utara, H Abdul Aziz Angkat dalam aksi unjukrasa anarkis di gedung DPRD Sumut, Medan, Selasa siang merupakan sebuah tragedi demokrasi. "Ini sebuah tragedi bagi perjalanan demokrasi di negara kita," katanya ketika melayat ke rumah duka di Jalan Eka Rasmi, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Selasa malam. Didamping Gubernur Sumut, H Syamsul Arifin dan Ketua DPD Partai Golkar Sumut, HM Ali Umri, ia mengatakan, musibah yang menimpa Aziz Angkat merupakan ujian bagi demokrasi di tanah air. "Di saat kita tengah membangun demokrasi, di saat itu kita kembali diuji. Demokrasi memang tidak semudah yang kita bayangkan," katanya. Menurut dia, dalam demokrasi semestinya ada sikap saling menghargai perbedaan dan kemajemukan. Tapi sering kali ada kelompok-kelompok masyarakat yang tidak mau memahami esensi demokrasi tersebut. "Kejadian hari ini membuktikan ada kelompok-kelompok yang tidak menghargai demokrasi itu. Bahkan mereka tidak menghargai institusi yang diakui negara dengan melakukan penyerangan ke gedung DPRD Sumut," katanya. Ketua DPRD Sumut, Abdul Aziz Angkat meninggal dunia setelah menjadi bulan-bulanan dalam aksi unjukrasa anarkis yang dilakukan para pendukung Provinsi Tapanuli (Protap) di gedung dewan, Selasa siang. Ia sempat dievakuasi petugas dari ruang rapat paripurna DPRD Sumut ketika massa pendukung Protap "menyerbu" ruang rapat paripurna. Pada saat itu tengah berlangsung rapat paripurna dewan dengan agenda pembahasan Ranperda Pengelolaan Keuangan Daerah. Aziz Angkat yang kemudian diamankan di ruangan Fraksi Partai Golkar terus dikejar dan menjadi bulan-bulanan massa. Di ruangan itu Aziz masih sempat ditarik-tarik dan bahkan dipukuli massa. Ia kemudian terkapar tak berdaya dan dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Aziz Angkat yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut kelahiran 10 Januari 1958 meninggalkan seorang isteri dan empat orang putera. Surya Paloh mengaku sangat prihatin dengan peristiwa yang menimpa salah seorang kader terbaik Partai Golkar itu. Namun demikian ia mengaku optimis aparat berwenang akan menuntaskan kasus itu. "Saya yakin hukum akan ditegakkan," ujarnya. Bagi Partai Golkar sendiri, menurut dia, peristiwa itu tidak akan melemahkan perjuangan. Partai Golkar, katanya, tetap berjuang untuk kebersamaan dan kedamaian.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Insiden ini tidak sepenuhnya kesalahan polri tapi tidak dipungkiri polri masih ragu-ragu bertindak. Takut terlibat pelanggaran ham ya?