Surabaya (ANTARA News) - Komisaris PT PAL, Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdjianto, tak mempersoalkan hengkangnya para tenaga ahli perusahaan kapal yang berpusat di Surabaya itu.
"Sebelumnya mereka sudah ditawari keluar, tapi kalau memang sekarang keluar, itu sudah luar biasa," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu saat ditemui di markas Komando Pendidikan TNI AL (Kodikal) Bumimoro, Surabaya, Selasa.
Ia mengakui, PT PAL sedang berupaya keras untuk melakukan perampingan karena saat ini banyak tenaga staf administrasi dibandingkan pekerja lapangan.
"Ini sebagai upaya pembenahan manajemen karena selama ini manajemen PT PAL buruk dan kinerjanya rendah. Padahal produksi yang dihasilkan cukup bagus," katanya.
Ia mencontohkan, baru-baru ini PT PAL menyelesaikan kapal berbobot mati 5.000 ton dari luar negeri. "Pemesannya itu puas dengan hasil produksi kami," katanya.
Kendati demikian, dari tahun ke tahun salah satu badan usaha milik negara (BUMN) itu selalu merugi. Menurut Tedjo hal itu disebabkan PT PAL tidak bisa menyelesaikan pembuatan kapal tepat waktu.
"Mestinya pesanan itu harus diselesaikan dalam waktu satu tahun, tapi mundur-mundur terus sampai dua tahun. Akibatnya kena penalti. Lha, pendapatan kami banyak yang terpotong untuk membayar penalti itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pembenahan manajemen PT PAL itu sudah dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Presiden memang mendukung bahwa manajemen PT PAL harus dibenahi," katanya.
Mengenai jumlah berapa tenaga ahli yang menyatakan mengundurkan diri dari PT PAL, Tedjo mengatakan, tidak tahu persis.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009