Cilacap (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan, 32 desa di lima kecamatan di wilayah barat kabupaten itu dilanda banjir dan tanah longsor sejak Minggu malam (1/2).
"Lima kecamatan tersebut yakni Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, dan Cipari," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hari Winarno, di Posko Bencana Kecamatan Majenang, Selasa.
Dari 32 desa di lima kecamatan tersebut, kata Hari Winarno, 17 desa di antaranya tergenang banjir dan hingga saat ini belum surut.
Berdasarkan laporan sementara yang masuk ke BPBD Kabupaten Cilacap, lanjutnya, bencana tersebut menyebabkan 14 rumah roboh, 301 rusak berat, dan 229 rusak ringan serta ribuan warga berada di tempat pengungsian.
"Hingga saat ini kami masih mendata kerusakan rumah warga termasuk jumlah kerugian yang diderita," katanya.
Selain merusak rumah warga, kata dia, banjir juga menyebabkan jebolnya talud di lima titik dan dua cekdam rusak.
Bahkan, lanjutnya, banjir merendam 1.890 hektare sawah di lima kecamatan yang sebagian besar sudah mulai tanam.
"Sementara bencana tanah longsor yang terjadi di Cimanggu pada Minggu malam, menyebabkan enam warga Desa Kutabima mengalami luka berat akibat tertimpa longsoran," katanya.
Mengenai penyaluran bantuan logistik bagi para korban bencana yang berada di tempat pengungsian, Hari mengatakan, distribusi terus dilakukan dengan segala keterbatasan alat transportasi yang ada.
Dia mengakui, BPBD Kabupaten Cilacap merupakan sebuah institusi yang baru dibentuk sehingga masih terbentur dengan berbagai kendala termasuk peralatan transportasi.
Meski demikian, menurut dia, pihaknya tetap berkoordinasi dengan institusi lainnya terkait penanganan para korban bencana.
"Kami terus menghimpun bantuan logistik dari institusi maupun para dermawan untuk disalurkan kepada para korban bencana di pengungsian," katanya.
Menurut dia, hingga sekarang pihaknya telah menghimpun bantuan antara lain berupa beras 3,5 ton, 315 kardus mie instan, dan dan ribuan botol air mineral yang berasal dari Bupati Cilacap Probo Yulastoro, Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap, dan Pelaksana Harian (Lakhar) BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, banjir yang terjadi di wilayah Cilacap barat khususnya Kecamatan Majenang kali ini merupakan yang terbesar dalam kurun sembilan tahun terakhir.
Seorang warga Desa Mulyadadi, Lembut (40), di tempat pengungsian mengatakan, banjir yang terjadi sejak 2001 hingga 2008 relatif ringan.
"Memang sih banjir yang terjadi tahun 2000 lalu lebih parah dari tahun ini karena ketinggian air di rumah saya lebih dari 2 meter. Bahkan, saat itu belum ada rumah panggung seperti ini," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009