Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang ABS (Asal Bukan Capres berinisial "S") sebagai bentuk peringatan agar institusi TNI/Polri konsisten menjaga netralitas dalam Pemilu.
Kepada pers di Gedung DPR di Jakarta, Selasa, Hidayat juga mengungkapkan harapannya agar pernyataan presiden yang disampaikan di depan peserta Rapim TNI/Polri beberapa waktu lalu, tidak memicu perpecahan di tubuh TNI/Polri.
"Semua berkepentingan terhadap netralitas TNI/Polri dan mereka pun sudah bersedia netral. Jadi pernyataan presiden itu perlu dipandang positif sebagai penegasan netralitas TNI/Polri," katanya.
Kendati demikian, Hidayat juga tidak menampik kemungkinan pernyataan presiden tersebut dimaknai dengan macam-macam penafsiran.
Dia berdalih inisial "S" itu bisa saja bermakna "Sultan", "Sutiyoso", "Subianto", "Susilo" atau bahkan "Soekarnoputri".
"Jadi `S` itu bisa siapa saja dan ada terlalu banyak pihak," katanya.
Lebih lanjut mantan Presiden PKS itu mengingatkan rentannya isu tersebut dimanfaatkan kalangan tertentu untuk memecah belah institusi TNI dan Polri.
"Karenanya jangan sampai pernyataan itu lalu ditunggangi pihak lain yang ingin mengembangkan rasa saling curiga di antara institusi TNI dan Polri," katanya seraya menekankan kembali bahwa isu ini bukan untuk mengembangkan pemahaman anti calon tertentu, atau pro calon tertentu.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
tapi gak papalah mending dari tni lagi aja..buktinya di tangan sipil malah gak karuan negara ini....
jadi seperti ada negara di dalam negara smenjak sipil \\\"berkuasa\\\" di indonesia...TNI lagi aja biar kedaulatan tetap terjaga.